Samarinda (ANTARA) -
Kabid di DKP3A Provinsi Kaltim menyatakan perlunya dukungan stakeholder (semua pihak terkait) untuk mendongkrak Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang hingga kini masih rendah.
"Hingga kini ketimpangan gender di Kalimantan Timur masih terjadi, terbukti dengan IPG dan IDG yang masih rendah," ujar Kabid Kesetaraan Gender Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim Dwi Hartini di Samarinda, Kamis.
Kondisi terkini, IPG Kaltim baru di angka 85,98 atau ada di bawah capaian nasional yang sebesar 91,07. Sedangkan IDG Kaltim masih 65,65 atau di bawah capaian nasional yang tercatat 75,24.
Menurutnya, IPG dan IDG Kaltim berada di urutan ke-3 terbawah se-Indonesia atau peringkat ke-32 dari 34 provinsi, setelah Provinsi Papua dan Papua Barat.
Kondisi ini menggambarkan bahwa di Kaltim masih terjadi ketimpangan atau ketidaksetaraan gender pada partisipasi perempuan dalam pembangunan.
"Meski dilihat dari capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) laki-laki Kaltim tahun 2019 berada di urutan ke-2 teratas se-Indonesia setelah Yogyakarta, namun tidak demikian dengan IPM perempuan Kaltim yang berada di peringkat 7 dari 34 provinsi," tutur Dwi.
Ia juga mengatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir kondisi IPG dan IDG Kaltim mengalami kenaikan, namun belum bisa mengungkit peringkat di tingkat provinsi.
Sementara IPG di kabupaten/kota se-Kaltim adalah Kabupaten Paser 71,41, Kutai Barat 83,84, Kutai Kartanegara 79,14, Kutai Timur 76,51, Berau 87,93, Penajam Paser Utara 86,22, Mahakam Ulu 80,89, Kota Balikpapan 89,71, Samarinda 89,41, dan Bontang 86,72.
"Sedangkan untuk IDG adalah di Paser 66,20, Kutai Barat 61,14, Kutai Kartanegara 63,74, Kutai Timur 56,35, Berau 57,66, Penajam Paser Utara 50,36, Mahakam Ulu 80,61, Balikpapan 69,11, Samarinda 66,29, dan Bontang 51,99.