Samarinda (ANTARAÂ Kaltim) -Â Kinerja produksi industri pengolahan besar dan sedang di Provinsi Kalimantan Tmur pada triwulan III tahun 2017 mengalami penurunan 0,05 persen ketimbang triwulan sebelumnya, baik industri makanan, kayu, maupun industri bahan kimia.
"Berbagai produksi industri yang menurun itu adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia turun 0,65 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Muhammad Habibullah di Samarinda, Jumat.
Sedangkan untuk industri kayu, barang dari kayu serta gabus (tidak termasuk furnitur), barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya justru naik 0,41 persen, termasuk industri makanan yang naik 1,47 persen.
Ia melanjutkan, selama kurun dua tahun terakhir, kinerja produksi industri pengolahan besar dan sedang cukup baik, namun terdapat kecenderungan perlambatan.
Meski produksi industri pengolahan besar dan sedang pada triwulan III-2017 mengalami penurunan, namun jika dibandingkan dengan triwulan III-2016, maka produksi industri besar dan sedang Kaltim mengalami kenaikan sebesar 0,66 persen.
Rincian kinerja industri pengolahan besar dan sedang pada triwulan III-2017 terhadap triwulan III-2016 (y-on-y) adalah industri makanan naik 3,99 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia turun 0,14 persen.
Kemudian industri kayu, barang dari kayu maupun gabus, dan barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya turun 2,68 persen.
Meski produksi industri besar dan sedang Kaltim turun, lanjutnya, namun kinerja produksi industri manufaktur mikro dan kecil di triwulan yang sama mengalami kenaikan hingga mencapai 9,42 persen (q-to-q).
Jenis-jenis industri pengolahan mikro dan kecil yang naik adalah industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional dengan peningkatan produksi mencapai 56,75 persen.
Produksi lain yang memberikan andil pertumbuhan adalah industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki naik 44,91 persen, industri percetakan dan reproduksi media rekaman naik 36,84 persen, industri pengolahan lainnya naik 23,63 persen.
"Kemudian industri barang galian bukan logam naik 20,37 persen, industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya naik 9,30 persen, industri karet dan barang dari karet, naik 8,61 persen, industri tekstil naik 6,39 persen, industri pakaian jadi naik 0,52 persen, dan industri alat angkutan naik 0,36 persen," ucap Habibullah. (*)