Berau, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, menggandeng sejumlah mitra untuk mengembangkan ekowisata berbasis rotan, mulai dari beragam tumbuhan rotan di hutan, kerajinan tangan dari rotan, hingga budaya masyarakat Dayak dalam memanfaatkan hasil hutan.
Sejumlah mitra yang terlibat dalam penerapan ekowisata berbasis rotan di Kampung Long Beliu adalah pemerintah kampung (desa) setempat, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Yayasan Pilar Indonesia, dan didukung Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Berau Barat.
"Melalui ‘Ekowisata Kampung Rotan’, wisatawan disajikan paket wisata mulai dari susur sungai menggunakan perahu ketinting, melihat rumah produksi anyaman rotan, dan praktik menganyam langsung bersama perajin," ujar Asisten I Setkab Berau Muhammad Hendratno di Berau, Sabtu.
Hal lain yang ditawarkan dalam paket wisata berbasis alam dan budaya ini adalah jelajah hutan, susur kampung, wisata kuliner khas suku Dayak Gai dan Dayak Kenyah, termasuk budaya masyarakat kampung dalam memanfaatkan hasil hutan dengan tetap menjaga kelestarian.
Menurut Manajer Senior Program Terestrial YKAN Niel Makinuddin, rotan merupakan alternatif penghidupan yang potensial bagi warga yang bermukim di sekitar hutan, terlebih jika dikelola secara profesional dan berkelanjutan.
"Dari umbut hingga batang rotan, semua bisa dimanfaatkan, hal ini tentu membuat masyarakat bisa bertahan hidup dari rotan, antara lain umbut untuk bahan pangan, sedangkan rotan yang telah diolah bisa dijual dengan harga lumayan,” ujar Niel.
Niel menjelaskan bahwa keberlanjutan rotan dapat menyelamatkan hutan, karena rotan bisa tumbuh dan memiliki kualitas baik jika ada tegakan pohon sebagai tempat merambat.
Dengan demikian, masyarakat secara tidak langsung akan semakin bertanggung jawab menjaga tegakan pepohonan di hutan tempat rotan merambat, karena mereka butuh rotan untuk diolah menjadi aneka kerajinan tangan.
Secara historis, masyarakat yang tersebar di Kalimantan memiliki ikatan kultur yang kuat dengan rotan, khususnya Suku Dayak dan Suku Kutai karena perkakas hari-hari mereka sebagian besar berasal dari anyaman rotan.
Ia melanjutkan YKAN melalui strategi konservasi hutan, terus mendorong masyarakat mengembangkan industri rotan dengan peningkatan kapasitas dan fasilitasi para pemangku kepentingan.
"Kami meyakini bahwa meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar hutan dengan cara berkelanjutan, bisa menjaga hutan tetap lestari dan secara berkepanjangan,” ujar Niel.