Penajam, Kaltim (ANTARA) - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono menyatakan Daerah Irigasi Rawa (DIR) Sebakung di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim), keberadaannya untuk mendukung swasembada pangan nasional, termasuk untuk kebutuhan pangan di IKN.
"Irigasi ini menjadi target yang telah dipersiapkan dari target optimalisasi lahan Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum, sebagai upaya untuk menyukseskan swasembada pangan dari komoditas beras Indonesia," ujar Basuki, di Penajam, Kamis.
DIR Sebakung yang memiliki luas 7.500 hektare ini berada Kecamatan Babulu, salah satu kawasan yang merupakan daerah mitra penyangga pangan untuk IKN.
Sedangkan luas areal potensial DIR Sebakung sebesar 13.500 hektare dengan total luas areal fungsional 10.290 hektare, berfungsi untuk mengairi sawah dan lahan pertanian, mencegah kekeringan dan banjir, dan mendukung ketahanan pangan.
Sumber air irigasi ini adalah Sungai Sebakung, Sungai Mahakam, dan danau-danau kecil di sekitarnya maupun di bagian hulu dua sungai tersebut.
Sehari sebelumnya, saat Basuki meninjau DIR Sebakung bersama Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV, Dandim 0913/Penajam Paser Utara, dan Kepala Desa Gunung Mulya, ia menyatakan bahwa irigasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian setempat.
Hal ini menjadi harapan besar karena meski Penajam Paser Utara merupakan salah satu lumbung pangan bagi Provinsi Kaltim, namun secara umum Kaltim masih mendatangkan beras dari luar daerah, sehingga diharapkan ke depan daerah ini justru bisa menyuplai pangan ke luar.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Penajam Paser Utara Andi Trasodiharto mengatakan bahwa daerah mitra IKN ini terus berupaya meningkatkan produksi pertanian, untuk menjadi salah satu daerah lumbung pangan di Provinsi Kaltim.
Sejumlah hal yang dilakukan, antara lain dengan melakukan pembenahan, yakni dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) petani dan penyuluh pertanian, kemudian pemenuhan fasilitas pendukung pertanian.
Penajam Paser Utara, katanya, memiliki luas lahan persawahan produktif sekitar 7.900 hektare yang tersebar di empat kecamatan, dengan rata-rata menghasilkan padi sekitar 3,5 ton gabah kering giling (GKG) per hektare.
"Seiring dengan pembenahan yang terus kami lakukan, diharapkan produksi padi akan mengalami peningkatan, yakni dari 3,5 ton per hektar menjadi 4 ton hingga 5 ton GKG per hektare, sehingga bisa membantu memasok kebutuhan pangan di IKN," katanya.