Balikpapan (ANTARA) - Anggota Dewan Pengawas Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) Supriadi mengatakan tantangan yang dihadapi manajemen PTMB adalah kondisi jaringan pipa distribusi air bersih sudah tua, sehingga mempengaruhi kualitas air ke pelanggan.
"Untuk mengatasi persoalan tersebut, manajemen PTMB melakukan terobosan dalam dua tahun terakhir, mengganti dan merehabilitasi jaringan pipa distribusi yang sudah tua," kata Supriadi di Balikpapan, Rabu.
Dia mengatakan saat ini air baku yang dikelola oleh PTMB bersumber dari Waduk Manggar, Waduk Teritip dan sumur.
Total air baku yang di produksi sebesar 1.500 liter per detik untuk melayani 116 ribu sambungan.
"Jika menggunakan ukuran kementrian PUPR, satu sambungan melayani 5 jiwa, maka total penduduk Balikpapan yang telah terlayani air PDAM sekitar 580 ribu jiwa atau sekitar 80 persen," katanya.
Dikemukakannya, seiring dengan pertambahan penduduk sekitar 2 persen per tahun, ditambah penduduk non KTP Balikpapan, maka air baku 1.500 liter per detik tidak cukup. Maka dibutuhkan tambahan air baku untuk melayani seluruh warga Kota Balikpapan
Supriadi menyebutkan saat ini manajemen PTMB bersama dengan Pemerintah Kota Balikpapan terus berupaya menambah pasokan air baku.
Diantaranya pembangunan embung Aji Raden dengan kapasitas air baku sebesar 150 liter per detik, kemudian 1.000 liter per detik dari Sepaku Semoi Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) serta pengambilan air baku dari sungai Mahakam.
Mengenai adanya polusi air sungai Mahakam diakibatkan penambangan liar dan pembalakan liar. Sesuai Perda no 8 tahun 2020 Tentang Perumda Tirta Manuntung Kota Balikpapan secara teknis masih bisa di olah di instalasi.
Sedangkan produksi air di 8 unit instalasi pengolahan senantiasa berpedoman pada Permenkes 2 tahun 2003, dimana dipersyaratkan beberapa parameter kualitas air.
Seperti parameter fisika, kimia maupun biologis. Semua unit pengolahan dilengkapi dengan laboratorium untuk memastikan parameter kualitas air tercapai sesuai standar baku mutu air.
Selain itu, katanya laboratorium induk yang di miliki oleh PTMB secara periodik melakukan tes kualitas air di pelanggan.
"Divisi distribusi juga rutin secara berkala setiap dua bulan sekali melakukan pengurasan di jalur pipa distribusi, untuk memastikan air yang diterima pelanggan sesuai standar," kata Supriadi.
Menurutnya pengurasan tersebut dilakukan, jika di temukan data oleh laboratorium, bahwa ada wilayah pelayanan yangg parameter kualitas airnya tidak sesuai standar.
Ketua Komisi II DPRD Kota Balikpapan Fauzi Adi Firmansyah mengatakan secara umum Kualitas air PTMB baik untuk digunakan sebagai MCK (mandi, cuci, kakus) untuk warga, tapi memang untuk dikonsumsi warga perlu proses lebih lanjut.
"Saat ini komisi II DPRD Kota Balikpapan sebagai mitra PTMB sedang berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas air baku, mohon dukungan warga Kota Balikpapan," kata Fauzi.