Samarinda (ANTARA Kaltim) - Meski masih mendapat penolakan dari sebagian kecil kelompok masyarakat, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menegaskan, bahwa rencana pembangunan jalur kereta api di Bumi Etam akan tetap dilanjutkan.
Menurut Gubernur, penolakan sebagian kecil kelompok masyarakat itu, lebih karena kurangnya informasi yang mereka terima dan bukan karena dampak buruk dari rencana tersebut. Justru tegas Gubernur, transportasi kereta api ini akan mendorong laju percepatan ekonomi daerah dan menciptakan daya ungkit yang signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah.
"Yakinlah, bahwa Awang Faroek Ishak ini masih asli orang Kaltim. Saya tidak akan pernah mengorbankan rakyat. Kepentingan saya jelas, adalah untuk memakmurkan rakyat Kaltim," tegas Gubernur Awang Faroek menanggapi berbagai kritik yang disampaikan para aktifis Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Pokja 30 terkait rencana pembangunan jalur kereta api di Kaltim dalam Rembuk Etam yang digelar di Pendopo Lamin Etam, Selasa sore (21/6).
Menanggapi kritik tajam dan pertanyaan seputar keselamatan warga 22 desa yang akan dilintasi jalur kereta api tersebut, Gubernur Awang Faroek Ishak menguraikan, bahwa pihaknya telah memiliki kajian masterplan rencana pembangunan kereta api ini. Selain itu, kajian lingkungan strategis pun sudah disiapkan bersama analisis dampak lingkungannya (Amdal).
"Begitu juga dengan hak-hak adat kita utamakan. Tidak ada hutan lindung yang dilewati, juga tidak ada kawasan konservasi yang dilewati. Mereka menolak, mungkin karena beluum mendapat informasinya secara utuh. Jujur, saya terbuka untuk dikritisi, tapi akhirnya kita harus satu suara," kata Gubernur.
Masyarakat juga diminta untuk tidak menilai buruk bahwa pembangunan jalur kereta api ini akan merusak kelestarian lingkungan. Awang menegaskan, soal kepedulian lingkungan, Kaltim bahkan menjadi satu dari tiga provinsi di dunia yang menjadi percontohan dalam pembangunan ekonomi hijau.
"Dunia mengapresiasi Kaltim sebagai provinsi terbaik dalam pengelolaan pembangunan hijau berkelanjutan. Saya sangat peduli, salah satunya melalui program Green Growht Compact (GGC)," tegas Awang.
Secara khusus Gubernur mengapresiasi pelaksanaan forum rembuk ini. Rembuk Etam menurut Awang, memiliki tujuan yang sangat baik untuk mendengarkan semua aspirasi masyarakat dan diharapkan menjadi kebijakan pemerintah.
"Saya sangat mengapresiasi Rembuk Etam ini. Di sini kita bisa duduk bersama untuk saling memahami. Bagi saya, LSM itu adalah mitra pemerintah, bukan musuh pemerintah," tutup Awang.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan PT. Kereta Api Borneo (KAB) HM Yadi Sabian Noor, mengungkapkan jalur kereta api yang akan dibangun ada dua. Yakni jalur selatan Kutai Barat - Penajam Paser Utara (PPU) sepanjang 203 km dan jalur utara Tabang (Kutai Kartanegara) - Lubug Tutung (Kutai Timur) sepanjang 217 km. Jalur ini nantinya juga terhubung dengan Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) Maloy.
Jalur utara akan dimulai pada Desember 2016, sedangkan jalur selatan akan mulai dikerjakan pada 2017. Saat ini, Rusian Railways sebagai holding company PT. KAB sudah membebaskan lahan di Penajam Paser Utara (PPU) sekitar 140 hektar yang akan digunakan untuk kawasan technopark, pelabuhan dan jalan lingkar kereta api.
"Itu yang akan dibangun lebih dulu oleh Rusian Railways sebagai holding company PT. KAB," kata Yadi Sabian Noor.
Dia menambahkan, rencana pembangunan kereta api Kaltim ini sudah masuk dalam daftar proyek strategis dan prioritas nasional. Pusat akan membantu memberikan keistimewaan khusus atas rencana ini.
Rembuk Etam dihadiri sejumlah tokoh masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sementara dari jajaran Pemprov Kaltim hadir Kepala Bappeda Kaltim Zairin Zain dan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Kaltim, Tri Murti Rahayu. (Humas Prov kaltim/sul)