Sangatta (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan bahwa pentingnya sertifikasi tempat pendidikan anak (TPA) dengan klasifikasi khusus.
"TPA harus mendapatkan sertifikasi dari kami untuk memastikan pengasuhannya, sehingga tidak salah," ucap Mendukbangga/BKKBN Wihaji, saat melakukan peluncuran program Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak) di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Selasa (27/5).
Ia mengungkapkan secara keseluruhan di Indonesia terdata ada 3.000 TPA yang ter-verifikasi, seluruh pengasuhnya memiliki sertifikat dari BKKBN. Data tersebut dihimpun dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Sosial, dan Kementerian Ketenagakerjaan.
Saat ini, TPA diinisiasi oleh pemerintah, korporasi dan swasta, dengan tujuan memastikan tumbuh kembang anak pegawai atau pekerja dapat selalu terpantau dengan baik.
"Dulu di Kota Depok ada kasus TPA yang pengasuhnya menyakiti anak-anak, jadi harus hati-hati. Karena itu, Tamasya kami luncurkan," ungkapnya.
Ia mengatakan program taman asuh sayang anak menjadi pelengkap seluruh TPA yang ada di Indonesia.
Lanjutnya program Tamasya dirancang sebagai inovasi pengasuhan yang terintegrasi, untuk membantu keluarga Indonesia, khususnya orang tua bekerja, agar tetap produktif tanpa mengabaikan tumbuh kembang anak.
Wihaji menjelaskan ada empat layanan utama dalam program tersebut, pertama, peningkatan kompetensi pengasuh; kedua, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara berkala; ketiga, pendampingan kepada orang tua atau keluarga; keempat, Layanan rujukan bagi anak-anak yang membutuhkan intervensi lanjutan terkait kesehatan, pengasuhan, dan perlindungan.
"Hingga April 2025, tercatat 1.846 pengasuh telah mengikuti kelas Tamasya di KERABAT, dan 1583 pengasuh lulus SiBima Kelas BKB EMAS," ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mendukung penyelenggaraan Tamasya di berbagai daerah.
"Melalui sinergi dan aksi nyata, pengasuhan yang positif dan berdaya, bisa diwujudkan sebagai fondasi kuat menuju generasi emas Indonesia," kata Wihaji..
