Samarinda (ANTARA) - Bencana banjir mendominasi peristiwa kebencanaan di Provinsi Kalimantan Timur dengan total 245 kejadian tercatat sejak Januari hingga November 2025.
"Kasus paling dominan adalah banjir sebanyak 245 kejadian, disusul tanah longsor 147 kejadian," kata Pengelola Pusdalops BPBD Kaltim Muryono di Samarinda, Senin.
Data tersebut turut merekam kejadian cuaca ekstrem sebanyak 42 kali dan kebakaran pemukiman yang mencapai 224 kali dalam periode yang sama.
Pemetaan wilayah rawan banjir kiriman teridentifikasi meliputi Kabupaten Mahakam Ulu, Kutai Barat, Kutai Timur, Berau, dan Paser.
Ancaman banjir rob atau pasang air laut secara spesifik mengintai kawasan pesisir seperti Samarinda, Balikpapan, dan Penajam Paser Utara.
Tingginya intensitas kejadian ini mendorong pemerintah provinsi menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi basah menghadapi puncak musim hujan.
Baca juga: Pemprov Kaltim bantu Rp7,5 Miliar untuk korban banjir Sumatera
Pelaksana Harian Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kaltim Sugeng Prianto menegaskan pihaknya telah bersinergi dengan TNI, Polri, dan relawan untuk merespons data kerawanan tersebut.
"Apel kesiapsiagaan dan simulasi tanggap darurat segera kami gelar di Samarinda pada 11 Desember mendatang," ujar Sugeng.
BPBD memastikan kesiapan logistik, dapur umum, dan peralatan evakuasi telah tersedia lengkap dengan stok cadangan di titik-titik krusial.
Sistem peringatan dini terus diperkuat BPBD Kaltim dengan memadukan teknologi modern dan kearifan lokal masyarakat dalam membaca tanda alam.
"Kendala jaringan komunikasi untuk sistem peringatan di wilayah pedalaman, seperti Mahakam Ulu tengah dicarikan solusi melalui kerja sama dengan akademisi," demikian Sugeng.
Baca juga: Kodam Mulawarman kirim 4 truk logistik ke Sumatera
