Sangatta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melakukan koordinasi dalam mitigasi (tindakan mengurangi dampak bencana) banjir yang tengah melanda tujuh desa di daerah itu..
“Kemarin kita sudah menggelar rapat dan tim sudah bergerak melakukan koordinasi di Kecamatan Muara Wahau, Kombeng, Karangan, dan Bengalon,” ujar Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, di Sangatta, Senin (8/12).
Ia mengatakan penanganan banjir telah berjalan sejak laporan pertama diterima pemerintah daerah, pada Minggu malam (7/11).
Pihaknya juga menerima perkembangan situasi dari Kodim 0909/KTM. Perubahan kondisi hulu sungai menjadi salah satu faktor pemicu banjir.
“Kita tahu di daerah hulu ada penggundulan, status hutan berubah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit,” tegasnya.
Ardiansyah berharap kondisi Kutai Timur tidak mengarah pada bencana yang lebih besar, seperti beberapa waktu lalu.
“Mudah-mudahan tidak sejauh itu. Selama ini kita hanya menghadapi banjir, bukan banjir bandang seperti di daerah lain,” katanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim, Muhammad Naim menambahkan kondisi banjir di beberapa kecamatan sudah mulai surut. Namun, ada tujuh desa di Kecamatan Muara Wahau yang masih terendam banjir.
"Tujuh desa tersebut yang terendam yakni Muara Wahau, Nehes Liah Bing, Jak Luay, Long Wehea, Dabaq, Diaq Lay, dan Bea Nehas," katanya.
Muhammad Naim menjelaskan, banjir terjadi setelah hujan berintensitas tinggi sehingga terjadi luapan air di Sungai Wahau. Air luapan tersebut cukup tinggi hingga menggenangi pemukiman warga.
“Ketinggian air terus naik karena hujan di sana masih turun. Evakuasi belum ada laporan. Kalau tidak ada perkembangan, besok pagi tim BPBD akan turun ke lokasi,” jelasnya.
Muhammad Naim menegaskan BPBD juga terus memantau peringatan cuaca dari BMKG terkait potensi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kutim, untuk memitigasi bencana dengan cepat.
