Samarinda (ANTARA) - Kepolisian Sektor (Polsek) Samarinda Seberang tengah menangani kasus perundungan terhadap seorang anak berusia 12 tahun yang dikeroyok sekelompok remaja pada Jumat (2/5) di kawasan Folder Perumahan Haji Saleh, Kelurahan Tani Aman, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Kapolsek Samarinda Seberang AKP A Baihaki di Samarinda, Minggu, mengungkapkan informasi terkait kejadian tersebut diterima sekira pukul 14.30 WITA pada hari kejadian.
"Setengah jam kemudian, kami langsung memerintahkan Unit Reskrim Polsek Samarinda Seberang untuk mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP)," ujarnya.
Lebih lanjut, AKP Baihaki menyatakan bahwa seluruh individu yang terekam dalam video pengeroyokan telah diamankan dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan. Korban juga telah mendapatkan pemeriksaan medis di rumah sakit dan kini telah kembali ke rumah.
"Jumlah yang kita mintai keterangan saat ini ada sembilan orang. Status mereka masih sebagai saksi dan kami masih mendalami peran masing-masing dalam kejadian tersebut," jelasnya.
Pihaknya juga tengah mengidentifikasi pelaku utama, mengingat tidak semua orang dalam video terlihat melakukan pemukulan atau penendangan.
Mengenai motif, AKP Baihaki menyampaikan adanya dua dugaan awal. "Informasi awal menyebutkan adanya perselisihan di media sosial, saling mengejek yang menyebabkan ketersinggungan. Bahkan, korban diduga dijemput di rumahnya dan dibawa ke TKP." katanya.
Baca juga: DPRD Penajam: Sekolah dan orang tua harus terlibat cegah perundungan
Motif kedua yang sedang didalami adalah dugaan korban merebut pacar salah satu pelaku.
Baihaki menekankan bahwa baik korban maupun terduga pelaku masih di bawah umur, sehingga penanganan kasus ini memerlukan kehati-hatian. Pihaknya saat ini fokus pada pendalaman peran masing-masing individu yang ada dalam video.
Sementara itu, ayah korban bernama Junaidi (43) menceritakan kronologis kejadian. "Anak ini sedang duduk di sofa bersama saya, tiba-tiba mendapat pesan WhatsApp, lalu keluar rumah dan dibawa oleh dua orang," ungkapnya.
Begitu sampai di lokasi kejadian, korban langsung diserang oleh banyak orang yang sudah menunggu.
Junaidi mengungkapkan kondisi terkini putrinya yang terus menangis dan mengalami trauma. "Dia ketakutan dan menangis setiap melihat orang," tuturnya.
Ayah korban juga menyebutkan luka fisik yang dialami anaknya, seperti di kepala bagian belakang, punggung, paha, dan dada yang diinjak-injak, serta dipukul menggunakan balok. Ia memperkirakan pelaku pemukulan berjumlah antara lima hingga tujuh orang.
"Untuk saat ini, kami fokus pada kesembuhan anak saya. Namun, masalah hukumnya kami serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian," tegas Junaidi.
Baca juga: Psikolog: Jangan normalkan perundungan meski candaan
