Tenggarong, Kaltim (ANTARA) - Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, Edi Damansyah menyatukan, data pertanian dalam arti luas vital untuk perencanaan pembangunan dalam mewujudkan lumbung pangan, sehingga pihak terkait beserta pengurus Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) memutakhirkan data.
"Dengan data yang disajikan petani melalui KTNA, dinas terkait merumuskan kebijakan termasuk sebagai bahan pertimbangan mengenai hal apa saja yang diprioritaskan agar tepat sasaran sesuai kebutuhan petani," kata Edi di Tenggarong, Selasa.
Hingga kini produksi padi di Kabupaten Kukar merupakan yang tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), seperti pada 2023 Kukar memproduksi sebanyak 115.103 ton gabah kering giling (GKG) dan pada 2024 sebanyak 106.553 ton GKG, namun pemda ingin produksi terus ditingkatkan, sehingga diperlukan data penguat untuk peningkatan.
Sedangkan produksi padi terbanyak kedua di Kaltim adalah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebanyak 45.100 ton GKG pada 2023, kemudian pada 2024 sebanyak 48.113 ton, terbanyak ketiga adalah Kabupaten Paser sebanyak 28.608 ton pada 2023 dan 52.886 ton GKG pada 2024.
Secara umum produksi padi Kaltim pada 2024 mengalami kenaikan 9,99 persen hingga menjadi 249.640 ton GKG, ketimbang 2023 yang sebanyak 226.970 ton GKG, jika dikonversi menjadi beras, maka menjadi 145.210 ton beras, mengalami kenaikan 13.190 ton atau 9,99 persen dibandingkan produksi beras di 2023 yang sebanyak 132.020 ton.
Sebelumnya, saat melantik pengurus KTNA Kecamatan Kembang Janggut, ia pun mengingatkan pengurus memutakhirkan data secara berkala, baik data keanggotaan, data anggota yang bergerak di subsektor pertanian, luas lahan, produksi, hingga kebutuhan petani.
Setiap desa dan kecamatan bisa dipastikan memiliki keunggulan masing-masing baik unggul di subsektor tanaman pangan, perkebunan, perikanan, hortikultura dan lainnya, sehingga KTNA Kecamatan Kembang Janggut diminta menonjolkan keunggulan yang ada karena untuk sawah di kawasan tersebut tidak termasuk unggulan.
"KTNA merupakan wadah berkumpulnya para petani dari aneka subsektor pertanian seperti nelayan, peternak, para pembudidaya dan lainnya, sehingga KTNA lebih memahami unggulan, kelemahan, dan apa saja yang menjadi kebutuhan petani, sehingga semua ini harus dikemas dalam bentuk data dan diserahkan kepada instansi terkait untuk menjadi rumusan program," katanya.