Sangatta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada sektor non mineral dan batu bara pada tahun 2024.
"Alhamdulillah kami laporkan kinerja selama tahun 2024 ada peningkatan ekonomi secara makro di Kutai Timur," kata Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, di Sangatta, Rabu.
Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi daerah dilihat dari beberapa indikator utama seperti Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), laju pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, PDRB per kapita, serta pendapatan regional per kapita.
PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp159,49 triliun, mengalami penurunan sebesar 5,21 persen dibandingkan tahun 2023.
PDRB atas dasar harga berlaku tanpa migas dan batubara mencapai Rp51,49 triliun, meningkat sebesar 14,12 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pertumbuhan ekonomi tanpa sektor migas dan batubara pada tahun 2024 mengalami peningkatan, mencapai 9,59 persen," katanya.
Namun, peningkatan PDRB masih ditopang oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan sumbangan sebesar 75,53 persen terhadap total PDRB Kutim.
Sementara itu, PDRB per kapita mengalami penurunan, dari Rp369,42 juta pada tahun 2023 menjadi Rl344,49 juta pada tahun 2024.
Ardiansyah menjelaskan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator utama dalam menilai kualitas kehidupan masyarakat.
Menurutnya pertumbuhan ekonomi daerah mencerminkan sejauh mana masyarakat mampu menggerakkan roda perekonomian secara berkelanjutan
"Jika pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan, maka dampaknya dapat berupa stagnasi pembangunan," tuturnya.
Ardiansyah menegaskan pertumbuhan ekonomi pada sektor non migas dan batubara, menunjukkan upaya pemerintah dalam mendorong transformasi ekonomi, serta mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui.