Samarinda (ANTARA) - Pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Kementerian Kesehatan pada hari kedua di Puskesmas Air Putih, Samarinda tidak menemukan diagnosis penyakit serius dari warga yang melakukan pemeriksaan.
"Catatan kami hanya antusiasme masyarakat yang masih belum sesuai harapan," ujar Kepala Puskesmas Air Putih, Zheditya Ayu Syawalia di Samarinda, Selasa.
Dia mengungkapkan bahwa sejak simulasi pada pekan lalu hingga hari kedua pelaksanaan, baru 17 orang yang memanfaatkan layanan CKG atau lima orang setelah program itu diluncurkan.
Pihaknya menganalisa bahwa kemungkinan karena kurangnya promosi dan sosialisasi, termasuk juga kekhawatiran masyarakat yang berlebihan jika penyakitnya terdeteksi.
Zheditya menambahkan bahwa pihaknya telah berupaya melakukan advokasi sejak jauh hari, mulai dari bulan Januari 2025.
"Kami sudah mengarahkan warga untuk mendaftarkan diri melalui aplikasi Satu Sehat Mobile. Namun, sosialisasi terkait aplikasi ini masih perlu ditingkatkan," ujarnya.
Pemeriksaan yang dilakukan dalam program CKG ini disesuaikan dengan siklus hidup. Untuk anak usia 1-6 tahun fokus pada pemeriksaan bayi dan balita. Untuk usia 7-17 tahun, pemeriksaan dilakukan serentak di sekolah-sekolah di seluruh kabupaten/kota.
Bayi di bawah tujuh hari mendapatkan pemeriksaan skrining hipotiroid untuk mendeteksi down syndrom, kelainan kromosom, dan penyakit jantung bawaan.
"Sementara dewasa dilakukan skrining kesehatan mandiri terkait rokok, mental, dan gaya hidup sehat," papar Zheditya.
Lebih lanjut, Zheditya menjelaskan bahwa setiap pasien yang datang ke puskesmas dilakukan skrining oleh tenaga kesehatan. Beberapa pemeriksaan wajib meliputi pemeriksaan laboratorium, gula darah dan kolesterol.
Jika dicurigai ada penyakit jantung, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) untuk usia 40 tahun ke atas, atau pemeriksaan darah lengkap untuk usia 18-40 tahun.
"Untuk wanita, juga ada skrining kanker serviks dan kanker payudara," imbuhnya.
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, Zheditya mengungkapkan bahwa belum ada temuan penyakit serius. Dari hasil pemeriksaan darah dan rekam jantung yang sudah diperiksa, hasilnya masih bisa ditangani. Rata-rata masalah kesehatan yang ditemukan lebih terkait dengan gaya hidup, seperti obesitas.
Kendati demikian, Zheditya menegaskan bahwa terapi obat bukanlah fokus utama dari program CKG. Hal utama adalah saran dan edukasi kepada masyarakat untuk mengubah gaya hidup.
"Tujuan dari CKG ini adalah untuk mengetahui profil kesehatan diri, seperti potensi hipertensi, penyakit paru atau kolesterol," jelasnya.