Kota Balikpapan (ANTARA) - Pertamina memperkirakan di Kalimantan akan terjadi kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan gas LPG dalam momen libur Natal dan Tahun Baru 2025 ini.
"Kami antisipasi dengan menyiagakan 90 SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di seluruh Kalimantan," kata General Manager (GM) Eksekutif PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Alexander Susilo, Selasa.
Ia mengatakan sejumlah SPBU tersebut terutama yang berada di jalur padat kendaraan dan jalur wisata. Tercatat di Kalimantan Timur sebanyak 24 SPBU, Kalimantan Barat 18 SPBU, Kalimantan Tengah 12, Kalimantan Utara 5 SPBU dan Kalimantan Selatan 31 SPBU.
Menurut Alex, seluruh SPBU siaga ini akan beroperasi selama 24 jam dan stok BBM nya telah ditambah sejak H-14. Pertamina juga menyiagakan sebanyak 246 Agen LPG Siaga di seluruh wilayah Kalimantan.
Sebagai layanan tambahan, Pertamina juga menyiapkan dua SPBU Kantong berupa truk tangki kapasitas 5000 liter yang standby di lokasi strategis. Juga ada satu kios Pertamina Siaga dan empat motoris yang siap mengantarkan BBM ke titik di mana pelanggan berada.
"Ada juga rest area Serambi My Pertamina di rest area Tol Balikpapan-Samarinda di Samboja Km 38 dan Bandara Sepinggan di Balikpapan," tambah Alex.
Pertamina juga memastikan kuota dan stok BBM dan LPG serta Avtur di seluruh Kalimantan cukup dan aman. Ketahanan stok rata-rata ketahanan stok BBM antara 12-18 hari akumulatif, dan stop LPG berkisar 5 hari dan Avtur berkisar 12 hari.
"Kami pastikan untuk stok BBM dan LPG aman untuk Nataru. Di beberapa daerah di Kalimantan memang kerap terjadi keterlambatan pasokan, namun bukan karena masalah kuota dan stok tapi karena teknis. Contoh dari kendala teknis adalah distribusi saat di laut karena cuaca kurang baik sehingga butuh waktu tambahan untuk sandar atau distribusi darat yaitu mobil tangki yang menempuh jarak cukup jauh dengan kondisi jalan yang beragam," ungkap Alex.
Adapun kenaikan yang terjadi dibandingkan hari kerja biasa, konsumsi BBM jenis gasoline (Pertamax Turbo, Pertamax, dan Pertalite) dari 8.046 Kilo Liter (KL) naik 3,7 persen menjadi 8.345 KL.
BBM jenis gasoil juga dihitung akan naik sebanyak 1,1 persen, dari 3.389 Kiloliter per hari di saat normal (hari kerja biasa) menjadi 3.424 KL.
"Sebagian besar konsumen gasoil kan mesin-mesin produksi, termasuk kendaraan niaga, sementara momen Natal dan Tahun Baru adalah momen liburan," jelas
Konsumsi gasoline naik sebab warga banyak melakukan perjalanan pribadi dan menggunakan kendaraan pribadi terutama untuk berwisata.
Penggunaan gas LPG juga diperhitungkan akan naik 4,5 persen dan bahan bakar pesawat terbang Avtur naik sedikit, sebesar 0,4 persen.
Konsumsi LPG naik sebab dalam masa libur di mana banyak warga berwisata, maka hotel dan restoran, bahkan hingga warung makan pinggir jalan akan mendapat kunjungan lebih banyak sehingga juga menggunakan LPG lebih banyak, baik untuk keperluan memasak ataupun lainnya.
Bahkan warga yang tidak kemana-mana dan tinggal di rumah saja dipastikan juga akan memberi sumbangan atas kenaikan konsums LPG tersebut. Waktu berkumpul bersama keluarga lazim digunakan untuk makan bersama makanan yang dimasak sendiri di rumah.
"Kenaikan konsumsi LPG kami hitung sebesar 4,5 persen dari 1.800 metrik ton (MT) menjadi 1.881 MT per hari," kata Alex.
Demikian pula dengan kemungkinan peningkatan konsumsi avtur yang naik 0,4 persen, dari 566 KL menjadi 571 KL per hari, menandakan airline atau perusahaan penerbangan merancang menambah jumlah jadwal guna mengangkut penumpang yang menggunakan masa ini untuk melaksanakan rencana liburannya.
Untuk Provinsi Kalimantan Timur, estimasi peningkatan konsumsi BBM jenis gasoline mencapai 0,6 persen, dari 2.232 KL menjadi 2.246 KL, BBM jenis gasoil sebesar 0,3 persen, dari 815 KL menjadi 818 KL, kenaikan konsumsi LPG sebesar 3,1 persen dari 501 MT menjadi 517 MT, dan untuk Avtur sebesar 1,4 persen dari 293 KL menjadi 297 KL dari rata-rata harian normal.
Kesempatan ini juga digunakan Pertamina untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk pengamanan distribusi BBM terutama pada titik yang dapat mengakibatkan kemacetan.
Koordinasi juga dilakukan dengan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLJAR) dan Badan Metrologi dan Geofisika untuk antisipasi kendala daerah rawan macet dan longsor, perbaikan jalan, serta kawasan gerbang keluar-masuk lokasi Fuel Terminal, serta Bank persepsi untuk memperlancar proses keuangan khususnya di saat hari libur.