Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur mendorong pelajar SMA/SMK untuk menciptakan game berbasis kearifan lokal, sebagai upaya mempertajam kreativitas siswa di era digital.
"Anak-anak kita sudah terkontaminasi dengan dunia digital. Kita harus memanfaatkannya dengan cara yang positif," ujar Plt Kepala Disdikbud Kaltim Irhamsyah di Samarinda, Sabtu.
Dia mengatakan pihaknya telah menyosialisasikan program digitalisasi kepada sekolah-sekolah. Menurutnya, digitalisasi tak bisa dihindari dan dunia pendidikan harus beradaptasi.
Irhamsyah menjelaskan, Disdikbud Kaltim mendorong sekolah untuk menggelar lomba pembuatan game lokal. Konten game tersebut harus mengandung unsur edukasi dan kearifan lokal.
"Misalnya, ada game tentang petualangan di hutan Kalimantan, mengenal budaya Kutai, atau permainan menangkap ikan dengan tombak. Intinya, game tersebut harus menampilkan unsur kekayaan khas lokal," jelasnya.
Ia mencontohkan kesuksesan game yang dikembangkan oleh anak bangsa, satunya permainan papan atau board game lokal yang mulai menangkap permintaan global lewat kreasi permainan baru yang mengusung tema khas Indonesia. Hal ini menunjukkan potensi besar anak Indonesia dalam dunia digital.
"Bagaimana kita memancing kreativitas dan inovasi anak-anak kita untuk bisa berkarya di dunia digital? Kita tidak bisa menutup mata dengan perkembangan teknologi," tegasnya.
Irhamsyah menambahkan, Disdikbud Kaltim juga telah memberikan bantuan bandwidth kepada 170 sekolah. Selain itu, pihaknya juga telah menyosialisasikan berbagai aplikasi pembelajaran digital kepada guru dan siswa.
"Semua fasilitas dan pendampingan telah kita berikan. Tinggal kita evaluasi implementasinya di sekolah," ujar Irhamsyah.
Program pengembangan game berbasis kearifan lokal ini diharapkannya apat meningkatkan kreativitas siswa, melestarikan budaya daerah, dan menghasilkan karya digital yang bermanfaat.