Samarinda (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya memperkuat kemitraan antara komunitas dan berbagai pemangku kepentingan dalam jejaring layanan dalam upaya mengeliminasi Tuberkulosis (TBC).
"Kolaborasi yang solid antara pemerintah dan komunitas merupakan kunci keberhasilan program eliminasi TBC," ujar Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin di Samarinda, Sabtu.
Ia mengatakan komunitas memiliki peran strategis dalam menjangkau dan mendampingi pasien TBC, khususnya yang berada di daerah-daerah terpencil. Data terbaru di Kaltim, ada 21.638 orang penderita TBC yang harus dibantu, sehingga bisa mengurangi angka kematian yang dilaporkan hampir 800 orang tiap tahun.
Jaya memaparkan Dinas Kesehatan Kaltim menginisiasi berbagai program untuk meningkatkan kemitraan dengan komunitas, salah satunya adalah melalui pertemuan yang diinisiasi oleh Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI Kalimantan Timur beberapa waktu lalu.
Pertemuan tersebut berfokus pada peningkatan dukungan komunitas terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengendalian TBC di Kaltim.
Dalam pertemuan tersebut, Jaya memaparkan materi tentang "Situasi dan Kebijakan Program TBC di Provinsi Kalimantan Timur" serta "Sosialisasi Juknis Jejaring Layanan Tuberkulosis di Fasilitas Kesehatan Pemerintah-Swasta berbasis Kabupaten-Kota (District-Based Public-Private Mix) 2024".
Paparan tersebut mencakup perkembangan terbaru program TBC di Kaltim, capaian yang telah diraih, serta strategi yang akan diterapkan untuk mendukung pengendalian TBC.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari berbagai sektor, mulai dari dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit, puskesmas, komunitas peduli TBC, organisasi masyarakat sipil, hingga akademisi. Peserta tidak hanya hadir secara langsung (luring), tetapi juga berpartisipasi secara daring.
"Kami mengapresiasi antusiasme peserta, baik yang hadir secara luring maupun daring. Hal ini menunjukkan adanya komitmen bersama untuk mengendalikan TBC di Kaltim," kata Jaya.
Dinkes Kaltim optimistis dengan meningkatkan kemitraan antar-komunitas dan pemangku kepentingan, turut membantu pihaknya mencapai target eliminasi TBC di Kaltim pada tahun 2030.
"Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Kaltim secara keseluruhan," pungkas Jaya.