Bontang (ANTARA) - Dalam kampanye di Kota Bontang, Calon Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi, menyebut sosok Isran Noor sebagai sosok pemberani, bahkan satu-satunya gubernur saat itu yang menentang penghapusan tenaga honorer dan berjuang agar mereka diberikan kesejahteraan.
"Kami kembali berkomitmen dalam memperjuangkan nasib tenaga honorer yang sempat terancam penghapusan oleh pemerintah pusat. Selama masa kepemimpinan Isran Noor bersama saya, kami telah berjuang keras mempertahankan keberadaan tenaga honorer di Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur," ungkapnya saat berkampanye di Kota Bontang, Rabu.
Menurut Hadi, Gubernur Isran Noor adalah satu-satunya kepala daerah dari 36 provinsi yang dengan lantang menolak penghapusan tenaga honorer ketika kebijakan tersebut diusulkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB).
"Dari 36 provinsi, hanya Gubernur Kaltim yang berani bersuara menolak penghapusan honorer. Jika mereka yang telah diselamatkan tidak mendukung beliau, itu berarti mereka tidak pandai berterima kasih," tegas Hadi saat menyampaikan pidatonya di hadapan tokoh masyarakat dan simpatisan di Kelurahan Tanjung Laut, Bontang.
Perjuangan mempertahankan tenaga honorer, lanjut Hadi, merupakan salah satu pencapaian terbesar Isran Noor selama lima tahun terakhir.
Selain itu, Hadi juga memaparkan sejumlah prestasi lain yang diraih di bawah kepemimpinan Isran, termasuk peningkatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim dari Rp15 triliun menjadi lebih dari Rp25 triliun, serta percepatan pembangunan infrastruktur, termasuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam.
"Selama lima tahun ini, kami tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada upaya memperjuangkan kesejahteraan tenaga kerja di Kaltim, termasuk honorer yang sempat terancam diberhentikan," ujar Hadi.
Dalam kampanye tersebut, Hadi juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari PDIP dan Demokrat, serta doa masyarakat Kaltim, yang memungkinkan dirinya dan Isran Noor untuk kembali maju di Pemilihan Gubernur Kaltim 2024, meskipun ada upaya dari lawan politik untuk menjegal mereka.
Hadi menekankan bahwa komitmen mereka terhadap kesejahteraan tenaga honorer tidak hanya sebatas janji kampanye, tetapi telah terbukti selama masa kepemimpinan Isran Noor.
"Kami telah berjuang keras untuk memastikan bahwa tenaga honorer tetap memiliki tempat dalam sistem pemerintahan kita. Ini adalah salah satu pencapaian terbesar kami, dan kami berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan ini," tambahnya.
Selain mempertahankan tenaga honorer, Hadi juga menyoroti berbagai prestasi lain yang telah dicapai di bawah kepemimpinan Isran Noor. Salah satunya adalah peningkatan signifikan dalam APBD Kaltim, yang naik dari Rp15 triliun menjadi lebih dari Rp25 triliun.
"Peningkatan ini memungkinkan kami untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di seluruh Kalimantan Timur, termasuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam," jelas Hadi.
Hadi juga mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak yang telah memungkinkan mereka untuk kembali maju dalam Pilkada 2024. "Dukungan dari PDIP dan Demokrat, serta doa masyarakat Kaltim, sangat berarti bagi kami. Meskipun ada upaya dari lawan politik untuk menjegal kami, kami tetap optimis dan berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan ini," ujarnya.
Dalam kampanye tersebut, Hadi juga mengajak masyarakat untuk terus mendukung mereka dalam upaya memperjuangkan kesejahteraan tenaga kerja di Kalimantan Timur.
"Kami tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada upaya memperjuangkan kesejahteraan tenaga kerja di Kaltim, termasuk honorer yang sempat terancam diberhentikan. Dukungan dari masyarakat sangat penting bagi kami untuk melanjutkan perjuangan ini," tutup Hadi.