Samarinda (ANTARA) -
Calon Gubernur Kalimantan Timur nomor urut 2 Rudy Mas'ud menyatakan keprihatinannya terhadap ketergantungan Kalimantan Timur pada pasokan beras dari luar daerah.
Dalam debat publik ketiga yang disaksikan secara hybrid di Samarinda, Jumat malam, Rudy Mas'ud bersama pasangannya, Seno Aji, mempertanyakan klaim kedaulatan pangan yang sering disampaikan oleh pasangan calon nomor urut 1 Isran Noor dan Hadi Mulyadi.
Rudy Mas'ud menyoroti penurunan indeks ketersediaan pangan di Kalimantan Timur sejak 2021 hingga 2023.
"Ketahanan pangan kita tidak berdaulat. Kemudian, tingkat pengangguran terbuka di Kaltim sangat tinggi, mencapai 5,31 persen, tertinggi di seluruh Provinsi Kalimantan. Kemiskinan dan kasus stunting juga masih sangat tinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan," paparnya.
Rudy juga menyoroti ketergantungan Kalimantan Timur pada pasokan beras dari luar daerah. Kebutuhan beras Kaltim hanya mampu dipenuhi separuhnya dari produksi lokal, sisanya diimpor dari Sulawesi dan Jawa.
"Di mana kedaulatan pangan kita?" tanyanya.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Isran Noor menjelaskan perbedaan antara ketahanan pangan dan kedaulatan pangan.
Menurut Gubernur Kaltim periode 2018-2023 itu, ketahanan pangan adalah bagaimana manajemen pangan dilakukan, tidak harus diproduksi lokal.
"Yang penting bahan pangan tersedia dan terjangkau oleh masyarakat. Kalimantan Timur memiliki rekam jejak terbaik dalam menjaga inflasi daerah dan selalu menerima penghargaan dari pemerintah pusat," jelas Isran.
Cawagub Kaltim nomor urut 2 Hadi Mulyadi menambahkan bahwa ketahanan pangan mencakup ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan pangan. Kaltim bekerja sama dengan Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan pangan.
"Ini adalah bagian dari ketahanan pangan berdasarkan definisi Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO)," tambahnya.
Menepis ketergantungan tambang
Menanggapi penyampaian Isran-Hadi, Rudy Mas'ud kembali menegaskan pentingnya transformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam dan tambang menuju sektor pertanian.
Disampaikan Rudy, jika berbicara tentang transformasi menuju pertanian, hal tersebut tak selaras karena sampai saat ini kebutuhan beras Kaltim hanya mampu dipenuhi separuhnya dari produksi lokal.
"Kasus stunting kita juga jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional. Pengangguran kita tertinggi di seluruh Kalimantan, padahal APBD kita nomor 5 terbesar di seluruh Indonesia," urai Rudy.
Rudy juga menyoroti tingginya angka kemiskinan di Kalimantan Timur. "Kalimantan Timur adalah negeri yang kaya SDA, tetapi masyarakatnya masih hidup tak sedikit dalam kemiskinan. Di mana hati para pemimpin untuk masyarakat Kalimantan Timur?" tanyanya.
Debat publik ketiga menjadi ajang bagi kedua pasangan calon untuk memaparkan visi dan misi mereka dalam membangun Kalimantan Timur.