Tenggarong, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur berhasil mengintervensi 99,21 persen anak di bawah lima tahun (balita), sebagai upaya pencegahan dan penanganan stunting agar target prevalensi stunting 14 persen tahun 2024 ini tercapai.
"Berdasarkan data pengukuran serentak penanganan stunting sejak Juni lalu, telah diukur sebanyak 47.886 anak atau 99,21 persen sasaran balita di seluruh Kukar," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kukar Arianto di Tenggarong, Selasa.
Arianto yang juga Tim Penanggulangan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kukar ini melanjutkan, cakupan pengukuran serentak hingga di atas 99 persen ini tentu sangat berhasil, karena hasil intervensi yang pernah dilakukan belum pernah sebesar itu.
Upaya dan hasil intervensi tersebut tidak berhenti sampai menemukan dan mengukur saja, namun berbagai program intervensi juga sudah dirancang baik program yang bersifat sensitif maupun spesifik, yang salah satunya adalah pemberian makanan tambahan (PMT) berbahan lokal.
Sebagaimana program kesehatan yang lain, katanya, program PMT berbahan lokal pun memerlukan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, sehingga seluruh pihak terkait diharapkan saling berbagi peran sesuai dengan tugas pokok masing masing dalam upaya penanganan permasalahan gizi dan penurunan stunting di Kukar.
Tim TPPS Kabupaten Kukar bersama perangkat daerah terkait, termasuk PKK, hingga kini terus bersama sama menjalankan kegiatan PMT dengan berbagi peran masing-masing, sebagai bentuk komitmen pemda memberikan pelayanan ke masyarakat.
"Pemkab Kukar pun melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan seluruh kecamatan di Kukar menjalankan program ini sesuai ketentuan, termasuk melibatkan dokter spesialis anak untuk melakukan pemeriksaan pada balita yang memiliki permasalahan gizi," katanya.
Hal ini dilakukan karena Pemkab Kukar ingin terus menurunkan angka stunting, meskipun saat ini prevalensi stunting di Kukar paling rendah di Provinsi Kaltim, yakni tercatat 17,6 persen.
"Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia -SKI-, pada 2023 prevalensi stunting di Kukar berada posisi baik se- Kaltim dengan prevalensi 17,6 persen, turun 9,5 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 27,1 persen," katanya.
Posisi kedua adalah Kota Balikpapan sebesar 21,6 persen, Kabupaten Kutai Barat 22 persen, Kabupaten Paser 22,4 persen, Kabupaten Berau 23 persen, Kota Samarinda 24,4 persen, Kabupaten Penajam Paser Utara 24,6 persen, Kota Bontang 27,4 persen, dan Kabupaten Kutai Timur dengan prevalensi 29 persen atau paling tinggi.