Pemerintah Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, menggencarkan penyelidikan epidemiologi (PE) di wilayah penderita demam berdarah dengue (DBD) guna menekan penyebaran penyakit gigitan nyamuk Aedes aegypti itu.
"Kami terus gencarkan PE yang terus menunjukkan hasil positif di wilayah penderita DBD," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty di Balikpapan, Sabtu.
Masyarakat diimbau apabila ada kasus DBD di wilayah tempat tinggal segera melapor ke Puskesmas terdekat atau Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, untuk dilakukan penyelidikan dan pengasapan (fogging).
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan juga melakukan upaya pencegahan penyebaran demam berdarah melalui vaksinasi DBD, menurut dia, yang saat ini telah rampung untuk tahap pertama.
"Setelah lebaran akan dilanjutkan vaksinasi DBD tahap dua," tambahnya.
Nyamuk Aedes aegypti pembawa virus DBD lebih cepat berkembang biak pada suhu lembab berkisar antara 28-31 derajat Celsius sesuai suhu di Kota Balikpapan.
Masyarakat harus mewaspadai kondisi cuaca, ketika panas nyamuk demam berdarah lebih cepat bertelur, menurut dia, sehingga berpotensi kepada peningkatan kasus DBD.
"Tetap waspada lakukan pembersihan sarang nyamuk dengan cara melakukan pembersihan secara serentak dalam satu lingkungan, dan bersihkan tempat yang tergenang air," katanya lagi.
Tercatat dalam data Dinas Kesehatan Kota Balikpapan kasus demam berdarah dengue sepanjang 2024 ini mencapai 208 kasus, namun belum ditemukan kasus penderita DBD meninggal dunia.
Pada 2023 kasus meninggal dunia akibat DBD ada empat orang, jelas dia, dan pada 2022 terdapat tujuh orang penderita DBD meninggal dunia.
Kasus penyebaran DBD di Kota Balikpapan terjadi di wilayah Kecamatan Balikpapan Utara, yakni di Kelurahan Graha Indah dan Kelurahan Gunung Samarinda, demikian Andi Sri Juliarty.