Balikpapan (ANTARA) - Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perkembangan sektor pariwisata di Kota Balikpapan, Ibu Kota baru Indonesia itu, mampu mendongkrak kunjungan wisatawan di Kota Balikpapan.
"Dari hasil evaluasi, banyak wisatawan menginap di Balikpapan sebelum melanjutkan perjalanan ke IKN," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Balikpapan, Cokorda Ratih Kusuma, di Balikpapan, Selasa (15/4).
Ia mengatakan para wisatawan selain berkunjung ke IKN juga menikmati berbagai destinasi wisata yang ada di Kota Balikpapan yang dikenal dengan wisata bahari.
Menurutnya berdasarkan catatan dari Disparpora Balikpapan, selama masa libur Lebaran, tercatat sebanyak 64.000 wisatawan domestik maupun mancanegara datang mengunjungi IKN.
"Sebagian besar para wisatawan tersebut memilih Balikpapan sebagai kota persinggahan, oleh sebab itu kami mengapresiasi perkembangan IKN yang menjadi magnet wisatawan," katanya.
Wisatawan yang datang, menurutnya, berasal dari berbagai wilayah, antara lain Surabaya, Kalimantan Selatan, hingga Bali.
Di Balikpapan,kata Ratih, mereka memanfaatkan fasilitas perhotelan dan turut mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif seperti kuliner dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Terjadi peningkatan lama tinggal (length of stay) wisatawan di hotel-hotel Balikpapan, UMKM dan sektor transportasi pun mengalami peningkatan omzet selama periode tersebut," ujar Ratih.
Dia menjelaskan Disparpora Balikpapan, terus menjalin sinergi dengan pelaku industri pariwisata, termasuk asosiasi seperti Jaringan Masyarakat Pariwisata (JMP), Asita, dan Astindo.
Langkah tersebut ditempuh guna menyusun paket wisata terpadu yang mengintegrasikan kunjungan ke IKN dengan destinasi unggulan di Kalimantan Timur seperti Balikpapan, Berau, dan Kutai Kartanegara.
Selain itu, ujar Ratih, potensi wisata bahari dari Teluk Balikpapan menuju kawasan Jembatan Pulau Balang yang mengarah ke IKN juga mulai dilirik.
"Saat ini terdapat dua operator wisata bahari yang telah beroperasi menggunakan kapal pinisi," katanya.
Meski demikian, ujar Ratih terdapat kendala administratif terkait kerja sama dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), sehingga operasional wisata bahari masih menunggu kejelasan lebih lanjut.
"Meskipun begitu, operator yang masih berjalan mencatat okupansi tinggi, menunjukkan tingginya minat wisatawan terhadap wisata laut menuju IKN," tambahnya.