Samarinda (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) berupaya menjaga ketersediaan dan keseimbangan harga pangan daging sapi bagi masyarakat di daerah ini, terutama untuk memenuhi permintaan di bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
"Kami senantiasa memantau stok dan harga daging sapi di pasar lokal setiap hari untuk memastikan stabilitas harga dan pengendalian inflasi. Ini penting, terutama dalam menghadapi momen hari-hari besar keagamaan menghadapi permintaan daging cenderung meningkat," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kalimantan Timur (Kaltim) Ali Wardana, di Samarinda, Rabu.
Ali Wardana mengemukakan bahwa pemantauan ini membantu pemerintah dalam memberikan informasi yang akurat untuk membuat sebuah kebijakan, seperti mengambil langkah antisipasi atau tindakan yang diperlukan.
"Dengan data yang kami kumpulkan, tentu dapat menggambarkan kondisi pasar sebenarnya," katanya lagi.
Perkembangan inflasi beberapa tahun terakhir, menjadi fokus utama dalam upaya ini. Pemantauan dan data yang akurat diharapkan dapat mendukung kebijakan yang efektif untuk menjaga keseimbangan ekonomi daerah.
Ali Wardana melanjutkan bahwa pasar daging di wilayah ini mengalami dinamika harga yang signifikan. Sejak awal tahun, telah terpantau pergerakan harga daging yang menunjukkan tren kenaikan.
Menurut pantauan, di beberapa daerah tertentu, harga daging sapi telah mencapai Rp160.000 per kilogram, melebihi harga acuan yang ditetapkan sebesar Rp140.000/kg.
Pemerintah daerah tidak tinggal diam menghadapi situasi ini. Sejak Desember lalu, telah dilakukan serangkaian rapat untuk mengatasi dan mengantisipasi lonjakan harga. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah pembentukan toko penyeimbang, yang pertama kali diresmikan di Pasar Segiri Samarinda.
Toko penyeimbang ini, kata Ali Wardana, diharapkan dapat menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok di pasar.
Pada toko penyeimbang yang diberi nama Kios Siap Jaga Harga Pasokan (SIGAP) yang telah diresmikan awal Maret lalu, daging segar yang dipotong pada subuh dijual dengan harga yang lebih kompetitif, yaitu Rp145.000 per kilogram. Selain daging, toko penyeimbang juga menyediakan beras, minyak goreng, gula, dan telur.
Ia menegaskan bahwa toko penyeimbang tidak hanya berfungsi sebagai pengendali harga, tetapi juga sebagai platform untuk membantu petani maupun peternak lokal memasarkan hasil produksinya. Dengan begitu, maka dapat tercipta keseimbangan harga yang adil bagi produsen dan konsumen.
Menurut Ali Wardana, Pemprov Kaltim, melalui BUMD, mengajak para distributor dan pedagang lokal untuk berpartisipasi dalam upaya ini.
"Inisiatif tersebut kami lakukan agar memberikan opsi yang lebih terjangkau bagi masyarakat, sekaligus mendukung keberlangsungan usaha petani lokal," katanya lagi.