Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bergerak cepat membantu penanggulangan bencana banjir yang melanda wilayah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) dalam sepekan terakhir.
Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji di Samarinda, Jumat, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima laporan mengenai intensitas hujan tinggi yang terjadi di kawasan hulu Sungai Mahakam dalam dua hari terakhir.
Merespons situasi tersebut, Wagub Kaltim telah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk segera mengambil tindakan penanggulangan secara komprehensif, mulai dari respons awal hingga langkah-langkah pasca-bencana. Koordinasi intensif juga telah dilakukan dengan Bupati Kubar untuk memastikan evakuasi masyarakat terdampak dapat berjalan lancar dan cepat.
"Mengingat pengalaman banjir serupa pada tahun sebelumnya, kami telah mengimbau masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Mahakam untuk segera melakukan evakuasi mandiri demi keselamatan," ujar Seno Aji.
Ia menambahkan bahwa pihaknya menerima informasi adanya fluktuasi tinggi muka air sungai di bagian hulu, yang sempat menurun namun kembali meningkat pada pagi hari kemarin. Oleh karena itu, Wagub Kaltim meminta BPBD untuk terus bersiaga di lokasi bencana dan mempersiapkan segala kebutuhan bantuan.
Lebih lanjut, Seno Aji menyampaikan bahwa laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengindikasikan curah hujan di wilayah Kubar masih cukup tinggi.
Informasi terbaru juga menyebutkan adanya perluasan wilayah terdampak banjir, dengan bertambahnya kecamatan yang tergenang. Sebagai respons, Pemprov Kaltim akan menambah personel di lapangan, terutama di wilayah hulu, guna mengantisipasi potensi meluasnya bencana.
"Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berharap agar kejadian bencana ekstrem seperti ini tidak terulang kembali. Namun demikian, kami berkomitmen untuk terus berupaya secara maksimal dalam menanggulangi dampak banjir dan membantu masyarakat yang terkena musibah," tegas Wakil Gubernur itu.
Banjir sepekan terakhir merendam lima kecamatan di Kutai Barat, yaitu Muara Lawa, Damai, Tering, Long Iram, dan Melak, dengan ketinggian air bervariasi antara 1,5 hingga 2 meter. Kondisi ini pun mendorong BPBD Kutai Barat untuk memperpanjang status siaga darurat banjir yang berlaku mulai 14 April 2025 hingga dua bulan ke depan.
Berdasarkan data pemerintah setempat, diperkirakan lebih dari 500 rumah warga terendam banjir. Meskipun demikian, sebagian besar warga memilih bertahan di kediaman mereka sambil menunggu air surut.
Sebelumnya, unsur Muspika Kecamatan Damai telah melakukan peninjauan langsung ke lima kampung yang terendam banjir pada Selasa (15/4), meliputi Kampung Damai Kota, Kampung Sempan, Kampung Bomboy, Kampung Mendika, dan Kampung Damai Seberang. Seluruh kampung ini terletak di sekitar aliran sungai yang meluap.