Samarinda (ANTARA) - Kota Bontang, Kalimantan Timur menjadi salah satu bagian proyek rintisan Teknologi Wolbachia oleh Kementerian Kesehatan RI untuk menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur dr Jaya Mualimin di Samarinda, Sabtu mengatakan, Bontang terpilih menjadi proyek rintisan mewakili Kalimantan Timur lantaran menjadi salah satu kota dengan jumlah kasus DBD yang cukup tinggi dan adanya kasus kematian di tahun 2023.
Sepanjang tahun 2023, lanjut Jaya secara keseluruhan ditemukan sebanyak 5.616 kasus DBD di Kaltim, dan di antara kasus tersebut Kota Bontang termasuk penyumbang kasus tertinggi.
"Sesuai dengan Kepmenkes Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Teknologi Wolbachia di 5 kota yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang," kata Jaya Mualimin.
Ia menyatakan, proyek rintisan ini diimplementasikan sebagai langkah awal untuk mengukur efektivitas penyebaran nyamuk Wolbachia dalam menekan kasus demam berdarah yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Berdasarkan studi terkait manfaat dan risiko menginfeksi nyamuk Aedes aegypti dengan bakteri Wolbachia dalam usaha pencegahan penularan infeksi dengue atau demam berdarah dengue telah banyak dilakukan sejak tahun 2011.
Nyamuk Aedes aegypti betina merupakan vektor utama infeksi Virus Dengue ke manusia. Sebuah strategi biologis pengendalian vektor utama ini adalah menginfeksinya dengan bakteri Wolbachia, yang dapat menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk.
la berharap melalui serangkaian penelitian dan uji coba nyamuk Aedes aegypti diinfeksi dengan Wolbachia, dapat menghambat replikasi virus dengue dalam tubuh nyamuk.
"Tujuannya agar virus DBD itu tidak berbahaya bagi kita dan keturunan-keturunan nanti nyamuk itu akan punya Wolbacia sehingga nanti tidak ada lagi orang-orang yang terkena DBD," kata Jaya Mualimin.
Bontang jadi proyek rintisan Teknologi Wolbachia Kemenkes RI
Minggu, 28 Januari 2024 7:42 WIB