Bontang (ANTARA) - Akademisi Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (Uinsi) Samarinda Rahmad Azazi menyoroti program Wajib Belajar (WAJAR) Pemerintah Kota Bontang yang perlu evaluasi serta riset mendalam agar lebih relevan diterapkan.
"Kebijakan jam malam untuk siswa itu sangat bagus. Program-program seperti itu yang dibutuhkan untuk dunia pendidikan saat ini," katanya saat dihubungi, Kamis.
Dia mengatakan memang karakteristik pendidikan sekarang dengan kurikulum merdeka belajar, membebaskan para siswa untuk berekspresi. Akan tetapi, harus tetap ada batasan-batasan melalui kebijakan pemerintah yang relevan. Sehingga ruang pendidikan tidak lebih melebar terlalu luas.
Program WAJAR yang diterapkan kembali oleh Walikota Bontang Neni Moerniaeni dan Wakil Walikota Bontang Agus Haris, mengharuskan para siswa belajar di rumah sejak pukul 19.00 - 21.00 WITA.
"Pemberlakuan program itu berdasarkan Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 8 tahun 2008 tentang Penertiban Jam Wajib Belajar," katanya.
Azazi menilai kebijakan dengan regulasi yang telah lama tersebut, perlu dievaluasi untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat sekarang.
Menurutnya, walau pemerintah memiliki hak prerogatif dalam membuat aturan, namun, perlu kajian dan riset mendalam, agar kebijakan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.
Saat ini katanya tidak sedikit anak-anak di usia sekolah melakukan aktivitas pada malam hari seperti anak yang mencari pekerjaan sambilan membantu ekonomi keluarga serta melakukan kerja kelompok di cafe untuk menghidupi UMKM lokal.
"Maka harus dilakukan evaluasi terkait hal itu, apalagi kebijakan itu selalu bertentangan dengan proses lapangan. Kalau risetnya tidak kuat, realisasinya juga tidak akan tepat," tegasnya.
Dia menyarankan Pemkot Bontang untuk mengkaji ulang Perwali tentang Penertiban Jam Wajib Belajar tersebut, dengan proses yang akademis serta mendengar pendapat dari berbagai pihak.