Paser (ANTARA) - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (DKP) Kabupaten Paser melakukan duplikasi sejumlah arsip sejarah kerajaan Sadurengas yang tersimpan di Kantor Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
“Tahun ini kami sudah bisa menduplikasi arsip sejarah yang tersimpan di ANRI, salah satunya tentang arsip kerajaan Sadurengas,” kata Koordinator Seksi Akuisisi, Deposit dan Arsiparis DKP Paser, Marwan Natsir, di Tanah Grogot, Rabu (8/11).
Dia menyebutkan dalam dokumen yang tersimpan di ANRI, Kerajaan Sadurengas memiliki nama lain Darul Aman membawahi lima wilayah yakni Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kota Balikpapan, Kabupaten Pamukan atau Tanah Bumbu dan Kabupaten Kota Baru.
"Kedua nama terakhir saat ini berada dalam wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, " katanya.
DKP Paser juga menduplikasi arsip Kabupaten Paser berbahasa belanda yang termuat dalam majalah Statblad tahun 1898 nomor 178 tentang afdelling Paser en de tanah boemboe.
Selain itu, juga terdapat arsip Ratu Aji putri Botung atau Ratu Aji putri Petong, arsip jumlah penduduk Kaltim-Kalsel tahun 1873 yang tertera dalam surat residen Kalimantan Timur - Kalimantan Selatan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Dalam surat tersebut nama Paser masih tertulis Pasier, bersama wilayah lain antara lain Pagatan, Sabambar, Tanah Boemboe, Koetai, Sambalireng, Gunung Tabur, dan Bulungan.
Arsip-arsip ini setelah diduplikasikan selanjutnya akan dialih-media ke dalam format digital.
Marwan mengungkapkan pada tahun 2024 mendatang, DKP Paser kembali akan menduplikasi arsip-arsip yang belum diduplikasikan pada tahun ini seperti peta Kabupaten Paser zaman Kolonial Belanda.
“Tahun depan kita lanjutkan duplikasi peta, khazanah Kabupaten Paser, hingga arsip modern termasuk peta Kabupaten Paser mitra Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” katanya.
Setelah duplikasi arsip, DKP Paser merencanakan pembuatan buku citra satelit daerah pada tahun 2024. Proses penyusunannya akan melibatkan ANRI dalam pengambilan data melalui proses wawancara sejumlah tokoh masyarakat, tokoh adat, lembaga pemerintah, dan masyarakat.
“Kita rencanakan buat buku citra satelit di 2024, harapannya bisa dipublikasikan di tahun 2025,” tutup Marwan.