Samarinda (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berkomitmen mentransformasikan fungsi konvensional perpustakaan menjadi ruang inkubasi keterampilan untuk mendongkrak ekonomi warga melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
"TPBIS bukan hanya program, tetapi gerakan bersama agar perpustakaan bisa menjadi ruang yang menggerakkan masyarakat untuk berkembang, berkarya, dan berdaya," kata Pelaksana tugas Kepala DPK Kaltim Anita Natalia Krisnawati di Samarinda, Jumat.
Transformasi ini, menurut Anita, menuntut perpustakaan agar tidak lagi sekadar menjadi tempat tumpukan buku atau layanan peminjaman literatur semata bagi pengunjung.
Fasilitas publik ini kini membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memperoleh keahlian praktis hingga memperluas jejaring sosial yang bermanfaat bagi karir mereka.
Masyarakat dari berbagai lapisan kini dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai pusat kegiatan komunitas yang inklusif, produktif dan aman untuk segala usia.
Pendekatan baru tersebut dinilai relevan untuk menjawab tantangan zaman yang menuntut kemandirian ekonomi berbasis pengetahuan dan kreativitas.
"Perpustakaan diproyeksikan mampu bertindak sebagai fasilitator yang menyediakan ruang belajar sepanjang hayat bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kualitas hidupnya," ucapnya.
Sebanyak 90 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari Relawan Literasi Masyarakat (Relima), pegiat Taman Baca Masyarakat (TBM), hingga Jaring Penulis Kaltim turut ambil bagian dalam merumuskan strategi menguatkan perpustakaan dalam inklusi sosial.
"Keterlibatan beragam elemen masyarakat ini membuktikan bahwa gerakan literasi di Benua Etam telah meluas menjadi gerakan pemberdayaan yang komprehensif," ujar Anita.
Perwakilan Bappenas RI Affan Saffana menilai perpustakaan memegang peran vital dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program nasional maupun daerah.
Ia mendorong adanya skema pendanaan kolaborasi yang tidak hanya bergantung pada anggaran pemerintah pusat atau daerah agar program ini berjalan berkelanjutan.
"Sumber pendanaan inovatif dan variatif seperti Dana Desa, Corporate Social Responsibility (CSR), hingga skema hibah perlu dioptimalkan untuk mendukung operasional transformasi perpustakaan," kata Affan.
Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca (P3KM) DPK Kaltim mencatat capaian kemitraan perpustakaan pada tahun 2025 yang semakin masif.
Terdapat 186 perpustakaan mitra TPBIS dan 19 Taman Baca Masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Timur siap melayani kebutuhan pengembangan diri warga.
