Balikpapan (ANTARA) - Sebanyak 80 persen lebih dari 80.000 pucuk pohon bakau (Rhizopora mucronata) yang ditanam warga Muara Adang sepanjang Oktober hingga November 2022, kini hidup dan menghijau.
“Kami baru menggelar survai pertengahan Februari lalu. Kami mengunjungi dan mengecek seluruh titik-titik penanaman,” kata Jufriansyah dari Kelompok Kerja (Pokja) Pesisir, lembaga yang mendampingi masyarakat Muara Adang dalam program menanam mangrove, Selasa.
Survai yang disebut Jufri digelar 14-17 Februari lalu. Jufri bersama kelompok pemuda Muara Adang mendatangi 14 titik penanaman yang ada sepanjang bantaran sungai-sungai kecil cabang Sungai Adang dan di tambak-tambak warga.
Selama 3 hari mereka melakukan pengamatan dan perhitungan, dan membandingkan dengan catatan awal, hingga kemudian didapatlah angka 80 persen tersebut.
“Untuk mangrove yang mati, akan segera kami tanam ulang,” kata Jufri lagi. Total luasan lahan yang ditanami mangrove itu mencapai 90 hektare lebih.
Muara Adang ada di pesisir, di muara Sungai Adang di Teluk Adang, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, lebih kurang 100 km barat daya Balikpapan.
Muara Adang berada di dalam kawasan lindung cagar alam Teluk Adang-Teluk Apar. Namun karena penetapan cagar baru pada tahun 2021, sudah sejak lama di kawasan ini sejumlah lahan hutan dibuka untuk dijadikan tambak tempat masyarakat memelihara kepiting, udang, dan ikan bandeng.
Karena itu, dari penanaman 80 ribu mangrove kali ini, tidak kurang dari 30 ribu bibit ditanam di dalam tambak-tambak warga, atau di bekas tambak. Sebagian besar lainnya, yaitu 50 ribu bibit, ditanam di sepanjang kanan-kiri bantaran sungai dan kanal-kanalnya dari Sungai Adang.
Sebagian mangrove yang mati yang ditanam di pinggir tambak warga. Jufri dan timnya menduga mangrove muda yang akarnya belum kokoh menancap di tanah, tergusur oleh gelombang pasang naik dan pasang surut.
“Apalagi kalau ada potongan kayu, yang terombang-ambing gelombang saat pasang mau naik atau mau surut, itu bisa seperti bulldozer,” kata Adam Malik, 23 tahun, staf di Kantor Desa Muara Adang dan anggota tim survai.
Ada juga mangrove yang tumbuh subur, kokoh, dan mulai hijau seperti yang ditanam di sekitar tambak milik Amos yang lokasinya sekira 15 menit naik perahu ke arah muara.
Sebelumnya warga dengan dipimpin Ketua Kelompok Tani Hutan Muara Adang Indah Ilham melakukan pembibitan antara Juli-September 2022. Ilham, 56 tahun, juga koordinator warga dalam bertanam mangrove. Ilham yang mulai menanam mangrove sejak 2001 adalah penerima penghargaan Kalpataru untuk Perintis Lingkungan dari Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor.
“Kami sudah siapkan bibit untuk mengganti yang mati. Hal-hal seperti ini sudah kami perhitungkan,” senyum Ilham.
Penanaman dan pemeliharaan mangrove di Muara Adang ini mendapat dukungan penuh dari Planete Urgence, lembaga asal Prancis yang berkhidmat pada perlindungan hutan dan keanekaragaman hayati, peningkatan kesadaran lingkungan, dan pengembangan masyarakat lokal.