Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama berbagai pihak menanam bibit guna percepatan rehabilitasi mangrove di Kalimantan Timur sekaligus memperingati Hari Lahan Basah Dunia yang jatuh pada 2 Februari, dan digelar secara serentak di seluruh Indonesia.
"Penanaman bibit mangrove ini merupakan bagian dari upaya pemulihan ekosistem gambut dan mangrove yang menjadi tugas BRGM sesuai arahan Presiden dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan," kata Sekretaris BRGM Ayu Dewi Utari usai penanaman di Kecamatan Muara Jawa, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu.
Khusus di Kalimantan Timur, BRGM akan melakukan percepatan rehabilitasi mangrove karena lahan yang ditanami ini adalah salah satu lahan yang direncanakan untuk kegiatan rehabilitasi mangrove pada 2024.
Ia melanjutkan, lahan yang sekarang terbuka dan menjadi tambak akan dikembalikan ekosistemnya menjadi mangrove sehingga mampu memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat, terutama di bidang ekonomi dan lingkungan.
"Kalau masyarakat tidak memperoleh manfaat secara langsung, pastinya mereka tidak akan mendukung kegiatan pelestarian lingkungan ini," katanya pula.
Oleh karena itu, ia berharap dengan adanya penanaman mangrove ini, masyarakat bisa mendapatkan sumber penghasilan dari hasil mangrove seperti ikan, kepiting, dan lain-lain
Menurutnya, mangrove juga memiliki manfaat lain seperti menjadi tempat pemijahan ikan, menyimpan karbon lima hingga delapan kali lipat dan lebih tinggi daripada di daerah daratan, serta menjadi bahan baku berbagai produk olahan seperti dodol, sirup, kecap, dan batik.
"Kami tidak hanya bicara manfaat lingkungan, tetapi juga manfaat sosial dan ekonomi," ungkapnya.
Mangrove bisa menghasilkan berbagai produk unrtuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di Kalimantan Timur, beberapa kelompok tani sudah membuat produk-produk olahan dari mangrove, termasuk batik mangrove yang menjadi ikon dari Kalimantan.
Ia mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, Forkopimda, Kejaksaan, Pengadilan, dan instansi terkait lainnya dalam kegiatan penanaman mangrove di Kaltim.
Ia optimistis kegiatan ini bisa menjadi salah satu contoh dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang berwawasan lingkungan.
Pihaknya menggandeng pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan untuk mensukseskan kegiatan penanaman rehabilitasi mangrove. Ini juga akan menjadi salah satu etalase dari IKN yang nantinya akan dibangun di Kalimantan.
" Kita ingin menunjukkan bahwa Kalimantan itu bukan hanya kaya sumber daya alam, tapi juga peduli terhadap lingkungan," tuturnya.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK, Mahfudz mengatakan bahwa pihaknya mendorong penanaman pohon berbasis tiga pilar, yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial, sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.
"Kami menggerakkan semua komponen, ada masyarakat, ada pemerintah daerah, ada pemerintah pusat, dan juga tentu tiga pilar ini akan kita lakukan bersama-sama," katanya lagi.
Menurutnya, penanaman pohon berbasis tiga pilar ini akan memberikan manfaat bagi lingkungan, seperti mengurangi emisi gas rumah kaca, menjaga keseimbangan ekosistem, dan mencegah erosi dan abrasi.
Beberapa lokasi sudah memberikan hasil, bahkan di beberapa daerah dengan program perhutanan sosial itu mereka memberikan dampak terhadap pendapatan masyarakat lokal, di samping kualitas lahan terus meningkat.
"Bahkan dari 25.000 desa-desa miskin di kawasan hutan, hampir 3.000 desa meningkat kondisinya dari desa tertinggal menjadi desa berkembang, maju dan bahkan menuju desa mandiri," tuturnya.