Balikpapan (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Balikpapan, Kalimantan Timur meluncurkan aplikasi inovasi satu data karantina yang dinamakan Si Etam (Sistem Informasi Elektronik Terintegrasi Aktual Mandiri).
"Si Etam merupakan aplikasi satu data karantina yang memuat data ekspor, impor domestik masuk dan keluar, komoditas pertanian yang lewat Karantina Pertanian Balikpapan,” kata Kepala Balai Karantina Pertanian Balikpapan Akhmad Alfaraby di Balikpapan, Senin (14/11).
Aplikasi itu juga memuat data lainnya seperti realisasi anggaran, capaian ekspor, data kepegawaian, serta data teknis dan administrasi lainnya secara seketika.
Inovasi aplikasi satu data ini, katanya, akan terus dikembangkan untuk lebih banyak memuat data dalam satu sistem.
Si Etam juga bermanfaat bagi para calon eksportir yang ingin melihat komoditas berpotensi ekspor khususnya komoditas pertanian asal Kalimantan Timur.
“Inovasi ini juga sebagai langkah kami menuju Karantina Pertanian yang semakin profesional, tangguh, terpercaya," kata dia.
Ia mencontohkan tentang data dan informasi pertanian penting adalah fakta Balikpapan sebagai penghasil karet. Hasil produksi Balikpapan diserap Kalimantan Selatan. Potensi untung dari bertanam karet pun cukup terbuka.
Produk pertanian unggulan Kota Balikpapan, antara lain pepaya mini, salak, dan nenas. Kelak diharapkan produk-produk unggulan ini dapat menjadi komoditas ekspor sektor pertanian.
Basis data ini juga memudahkan mengontrol program jaga pangan bertujuan untuk memastikan kondisi ketersediaan, akses, keamanan, dan stabilitas terkait ketahanan pangan.
Program Jaga Pangan telah dilaksanakan di wilayah perbatasan dari Sabang sampai dengan Merauke yaitu wilayah perbatasan Sabang, Aruk, Entikong, Talaud, Rote, Atambua dan Merauke.
"Kolaborasi dan sinergi berbagai pihak sangat dibutuhkan,” kata Alfaraby.