Samarinda (ANTARA) - Kepala Dinas Pemuda Olahraga Provinsi Kalimantan Timur Agus Tianur mengatakan tidak sependapat dengan masuknya atlet luar Kaltim, yang direkrut oleh tim kabupaten dan kota hanya untuk bertanding di ajang Porprov semata.
"Kalau ini terjadi, hanya seperti pembinaan prestasi yang semu saja, kita harus belajar dari kegagalan pada PON di Papua, hasil Kejurnas bagus namun di PON kita gagal memenuhi target," kata Agus Tianur di Samarinda, Senin.
Ia mengatakan, jika merekrut atlet luar hanya untuk meraih prestasi di Porprov saja, maka tidak bisa menjadi aset Kaltim di masa mendatang untuk kejuaraan yang lebih tinggi seperti Kejurnas atau PON.
Padahal, katanya perhelatan Porprov yang sudah enam kali dilaksanakan di Kalimantan Timur ini bisa menjadi tolak ukur pembinaan prestasi atlet di daerah menuju prestasi di kejuaraan nasional dan internasional.
Agus juga menyoroti penerapan aturan PB Porprov terkait biaya administrasi protes saat pertandingan, karena dinilainya aturan itu sangat memberatkan peserta porprov mengingat tidak semua kabupaten dan kota mendapatkan kucuran dana yang besar dari Pemerintah Daerahnya.
"Jangan mengkapitalisasi aturan dalam even olahraga, maka dari itu saya meminta aturan itu harus dicabut," jelas Agus Tianur.
Agus mengingatkan bahwa pelaksanaan pesta olahraga di Kaltim ini tetap menggunakan sumber pendanaan dari Pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten dan Kota, sehingga dalam kegiatan ini Pemerintah melalui Dinas terkait seharusnya juga ikut dilibatkan.
Apalagi, saat ini Pemerintah Provinsi Kaltim juga punya kepentingan besar dengan pembinaan prestasi olahraga di daerah, dengan ditetapkannya Kaltim sebagai salah satu wilayah yang masuk dalam progam Desain Besar Olahraga Nasional ( DBON).
" DBON merupakan program nasional oleh Kemenpora, dan di Kaltim diketuai oleh Pak Gubernur," jelasnya.
Agus menambahkan, dengan banyaknya persoalan yang muncul dalam setiap kegiatan Porprov, dia siap melakukan telaah untuk membenahi kegiatan olahraga se- Kaltim menuju ke arah prestasi yang lebih baik.
Menurutnya melalui studi banding kegiatan serupa di Jawa Timur dan Jawa Barat, Dispora berpendapat kegiatan Porprov sebaiknya tidak dilaksanakan di satu tempat saja, namun pertandingan harus tersebar di seluruh wilayah di Kaltim sesuai dengan kesiapan sarana dan prasarana di daerah itu untuk melaksanakan pertandingan olahraga.
" Misal cabang beladiri di Samarinda, cabang menembak di Balikpapan, cabang dayung di Kukar, dan dengan kegiatan seperti ini juga akan mengurangi biaya baik panitia penyelenggara maupun kontingen yang akan bertanding," kata Agus Tianur.