Samarinda (ANTARA) - Demonstration Plot (Demplot) PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) kembali terbukti meningkatkan hasil produksi dan kualitas pertanian masyarakat, khususnya komoditas jagung di Kelurahan Sungai Ulin Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Keberhasilan program ini ditandai panen jagung oleh PKT bersama perwakilan Pemerintah Daerah setempat, Rabu (13/4/2022)
Staf Pemasaran Wilayah 5 PKT Rendi Purwadi, mengungkapkan peningkatan produktivitas demplot mencapai 63 persen, dimana hasil panen sebelumnya 6 ton per hektare meningkat menjadi 9,8 ton per hektare dari sebelumnya.
Program ini bekerja sama dengan Kelompok Tani Karya Bersatu Kelurahan Sungai Ulin dengan masa tanam 120 hari, melalui pola pemupukan berimbang menggunakan produk Urea Daun Buah, NPK Pelangi 16-16-16 dan pupuk hayati Ecofert.
"Demplot sebagai kesinambungan upaya PKT mengedukasi petani untuk mendapatkan hasil yang lebih siginifikan, melalui pola pemupukan berimbang menggunakan produk nonsubsidi dan hayati dari PKT," terang Rendi.
Pendampingan pun dilakukan secara berkala, melibatkan Pemerintah Daerah melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setempat. Pendampingan dilaksanakan sejak awal pengolahan dan penyiapan lahan, termasuk pemilihan bibit secara baik dan benar.
Setelah penanaman, pendampingan dilanjutkan dengan pemupukan berimbang menggunakan produk PKT serta evaluasi berkala hingga masa panen.
"Selama demplot, petani mendapatkan pendampingan dari tim PKT bersama PPL, khususnya untuk pola pemupukan berimbang disamping pengolahan lahan dan pemilihan bibit," tambah Rendi.
Melihat hasil yang didapatkan, Rendi pun berharap program ini bisa diterima petani Sungai Ulin untuk diterapkan secara berkesinambungan dengan lahan yang lebih luas. sehingga produktivitas hasil pertanian jagung sebagai salah satu komoditas andalan Banjarbaru semakin meningkat.
Apalagi demplot yang telah dilaksanakan PKT di wilayah tanggungjawab distribusi perusahaan, terbukti berhasil mendongkrak kapasitas pertanian di berbagai komoditas.
Bahkan jika dikonversi, penggunaan pupuk non subsidi untuk sekali masa tanam hingga panen lebih hemat dibanding pupuk bersubsidi, dengan rata-rata hasil jauh lebih tinggi dari sebelumnya.
"Kami harap keberhasilan demplot ini menjadi motivasi bagi petani setempat, sehingga peningkatan produktivitas pertanian kedepannya mampu dicapai dengan lebih optimal," ujar Rendi.
Warsito, salah satu anggota Kelompok Tani Karya Bersatu Kelurahan Sungai Ulin mengakui pola pemupukan berimbang yang diterapkan pada demplot kali ini sangat efektif dalam mendorong peningkatan produksi jagung miliknya, didukung kualitas produk non subsidi PKT yang sangat baik.
Demplot dilaksanakan menggunakan metode ubinan dengan jarak 2,5 meter, untuk mengetahui perkiraan hasil pada saat panen sebagai perbandingan dengan kebiasaan petani sebelumnya.
"Hasil yang kami dapat mencapai 10,7 Kilogram (Kg) per ubinan untuk jagung pipil kering, sehingga panen pun meningkat dari sebelumnya. Begitu juga dengan pupuk, meski harga non subsidi lebih tinggi dari pupuk bersubsidi, tapi untuk pemakaian jauh lebih hemat," kata Warsito.(*)