Sangatta (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD) Provinsi Kalimantan Timur menggenjot pertumbuhan ekonomi inklusif masyarakat adat Dayak Wehea di Desa Nehas Liang Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
"(Ekonomi inklusif) Itu menjadi salah satu program pemerintah provinsi dalam hal pembinaan masyarakat hukum adat, serta membantu kelestarian lingkungan," ucap Kepala DPMPD Kaltim Puguh Harjanto, di Kecamatan Muara Wahau, Kutim, Sabtu di sela-sela penanaman pohon dalam pembukaan Pesta Adat dan Budaya Lom Plai 2025.
Dia menjelaskan penanaman pohon produktif menjadi upaya pemerintah dalam mengembangkan ekonomi inklusif masyarakat desa sekaligus mendukung ketahanan dan kemandirian pangan serta kesejahteraan desa.
DPMPD Kaltim, dalam acara itu, menyampaikan 10 bibit pohon durian dan pohon alpukat. Semua pohon itu ditanam di halaman sekretariat adat Dayak Wehea, sebagai suku lokal Desa Nehas Liang Bing.
"Tentu tanaman-tanaman produktif akan menjadi bagian penting masyarakat desa. Baik secara kesehatan maupun secara ekonomi," tuturnya.
Baca juga: Dispar Kutim mantapkan persiapan Festival Lom Plai
Penanaman pohon tersebut juga dipadukan dengan kegiatan festival adat Dayak Wehea Lom Plai. Kepala DPMPD Kaltim didampingi kepala adat Dayak Wehea Ledjie Taq dalam melakukan penanaman.
Lebih lanjut, Puguh menegaskan dinasnya secara bertahap akan memaksimalkan dukungan bagi seluruh masyarakat adat di Kalimantan Timur.
"Kami juga akan berkolaborasi bersama dinas-dinas terkait, seperti kesehatan, kehutanan dan lainnya. Agar potensi masyarakat adat dapat lebih maju," katanya.
Dia melihat keseriusan masyarakat adat Dayak Wehea dalam menjaga budaya serta kelestarian lingkungan. Menurutnya, masyarakat Dayak Wehea walau dengan perkembangan zaman yang pesat, masyarakatnya sangat konsen dalam hal tersebut.
Baca juga: Panitia Pengesahan Masyarakat Adat Kutim verifikasi ke Long Wehea