Samarinda (ANTARA) - Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim Riza Indra Riadi mewakili Gubernur Kaltim Isran Noor menegaskan pada prinsipnya pemerintah daerah siap berkolaborasi dengan semua elemen, baik daerah maupun pusat dalam penanganan COVID-19 terutama semakin maraknya penyebaran varian Omicron.
Hal itu dikemukakannya saat mengikuti rapat secara daring yang dipimpin Presiden Joko Widodo dari Istana Negara di Jakarta, Senin.
"Pemprov Kaltim prinsipnya siap berkolaborasi untuk mengawal penanganan COVID-19 di wilayah kita," katanya.
Menurut dia, daerah pasti mendukung suksesnya dua pesan utama yang disampaikan Presiden Joko Widodo yakni maksimalisasi pelaksanaan vaksinasi dan penegakan protokol kesehatan di tengah-tengahan masyarakat.
"Vaksinasi akan kita maksimalkan, demikian juga penegakan protokol kesehatan," tutur Riza saat mengikuti rapat dari Ruang Heart of Borneo (HoB) Kantor Gubernur.
Ia menjelaskan, Pemprov Kaltim, juga akan bekerja keras mencapai target yang diharapkan Presiden Joko Widodo, di mana pencapaian vaksinasi minimal sudah 70 persen pada akhir Februari tahun ini.
Untuk daerah yang belum mencapai 60 persen seperti Kabupaten Kutai Kartanegara, Riza mengaku akan memberi dorongan penuh agar segera bisa mencapai target.
Dia juga menambahkan, Pemprov Kaltim akan segera melengkapi Asrama Atlet di Kompleks Stadion Madya Sempaja yang menjadi lokasi isolasi terpusat (isoter) untuk menampung pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan OTG agar pasien tidak menumpuk di rumah sakit.
"Di Balikpapan, pemerintah juga sudah menyiapkan Asrama Haji Batakan untuk isoter. Berikutnya, Pemprov akan berkoordinasi agar kabupaten dan kota lainnya menyiapkan hal yang sama, sehingga penanganan kasus Omicron bisa dilakukan lebih baik dan COVID-19 kembali ke titik nol kasus," terangnya.
Saat pertemuan itu, Jokowi menyebutkan bahwa pemerintah memprediksi lonjakan kasus Omicron akan terjadi tiga hingga empat minggu ke depan, untuk itu dia meminta percepatan vaksinasi serta kedisiplinan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes), terutama penggunaan masker.
"Tidak banyak yang ingin saya tekankan, dua itu saja. Percepatan vaksinasi dan peningkatan prokes. Kita ingatkan lagi masyarakat untuk disiplin dalam pemakaian masker karena kuncinya memang ada di situ," terang Jokowi dalam rapat secara daring itu.
Pemerintah berupaya mengambil langkah cepat untuk mencegah penyebaran COVID-19, terutama varian baru Omicron mengingat penyebaran Omicron diperkirakan empat kali lebih cepat dibanding varian Delta yang terjadi sepanjang tahun 2020 dan 2021.
Kepada semua jajaran, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir meski pada tahun 2020-2021 Indonesia berhasil melewati gelombang demi gelombang varian COVID-19.
Menurut Jokowi, keberhasilan tersebut tak lain karena kerja sama dan gotong royong semua elemen di semua tingkatan.
Meski kasus barunya relatif tinggi, tingkat hospitalisasi (tingkat rawat) Omicron masih di bawah varian Delta.
Demikian juga untuk penggunaan Intensive Care Unit (ICU) dan angka kematian akibat Omicron masih rendah. Disebutkan hingga saat ini, 93 persen kasus Omicron terjadi di Pulau Jawa dan Bali.
Jokowi pun meminta, pemerintah daerah mempersiapkan langkah-langkah pencegahan dan antisipasi peningkatan kasus di masing-masing daerah.
Presiden menegaskan, jangan sampai terjadi Omicron datang, rumah sakit belum siap termasuk untuk urusan penyediaan oksigen dan obat-obatan.
Isolasi terpusat juga diminta untuk diaktifkan kembali untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) dan pasien dengan gejala ringan, sehingga tidak semua pasien menumpuk di rumah sakit karena rumah sakit tidak akan mampu menampung semua pasien.
Menurut dia, rumah sakit diprioritaskan bagi pasien dengan gejala sedang, berat dan kritis.
Jokowi berpesan agar seluruh masyarakat belajar dari peningkatan kasus yang terjadi di negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris dan Perancis agar manajemen penanganan Omicron di Indonesia bisa dilakukan lebih baik.
"Tidak usah panik, tapi tetap harus waspada," pesan Jokowi.