Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur menyatakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim atas dasar harga berlaku sepanjang 2012 mencapai Rp419,1 triliun.
"Sektor migas dan batu bara masih mendominasi pembentukan PDRB Kaltim. Jika dua sektor itu dikeluarkan, PDRB Kaltim 2012 hanya sebesar Rp143,945 triliun," ujar Kepala BPS Provinsi Kaltim Johny Anwar di Samarinda, Sabtu.
Dia merinci, pada triwulan pertama 2012, PDRB Kaltim atas dasar harga berlaku senilai Rp109,061 triliun, kemudian pada triwulan kedua 2012 senilai Rp108,136 triliun, triwulan III sebesar Rp100,8 triliun, dan pada triwulan IV sebesar Rp103,2 triliun.
PDRB Kaltim tanpa minyak dan gas (migas) pada triwulan pertama sebesar Rp70,185 triliun, sedangkan PDRB tanpa migas dan batu bara senilai Rp33,956 triliun.
Kemudian, pada triwulan kedua 2012 PDRB Kaltim tanpa migas senilai Rp70,978 triliun, sedangkan PDRB tanpa migas dan batu bara sebesar Rp35,328 triliun.
Dia juga mengatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kaltim sepanjang 2012 tecatat 3,98 persen. "Ini berarti perkembangannya lebih lambat ketimbang 2011 yang tercatat 4,08 persen," katanya.
Kelambatan pertumbuhan ekonomi Kaltim itu juga terlihat dari pertumbuhan tanpa migas, yakni pada tahun 2012 tercatat tumbuh 11,31 persen, sementara laju pertumbuahan tanpa migas pada tahun 2011 tecatat 12,03 persen.
Menurut dia, meski pertumbuhan ekonomi Kaltim melambat pada tahun 2012, nilai PDRB Kaltim terus mingkat dari tahun ke tahun, seperti pada tahun 2011 sebesar Rp391,408 tiliun dan pada tahun 2010 nilai PDRB Kaltim tercatat 321,764 triliun.
Pada tahun 2011, lanjut dia, jika komponen migas dikeluarkan dari pembentukan PDRB Kaltim, nilainya Rp242 triliun. Selanjutnya, jika migas dan batu bara dikeluarkan, PDRB-nya hanya Rp122,171 triliun.
Kemudian, jika komponen migas dikeluarkan dari pembentukan PDRB Kaltim pada 2010, nilainya Rp190,494 triliun, kemudian jika komponen migas dan batu bara dikeluarkan,PDRB Kaltim 2010 hanya Rp104,527 triliun. (*)
PDRB Kaltim 2012 Capai Rp419,1 Triliun
Sabtu, 9 Februari 2013 17:08 WIB