Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Ventje Rahardjo mengatakan aset pasar modal syariah naik dari Rp1.077 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp1.116 triliun pada Juni 2021 atau setara 77 miliar dolar AS.
"Pasar modal kita memang tumbuh positif beberapa tahun belakangan ini," ujar Ventje dalam Konferensi Internasional KNEKS secara daring di Jakarta, Kamis.
Ia berpendapat, pasar modal syariah telah menjadi pelari terdepan perekonomian Indonesia sejauh ini dan berpotensi membantu pemulihan ekonomi secara signifikan dari COVID-19.
KNEKS pun menyadari pentingnya peran pasar modal syariah sebagai sektor penting ekonomi tersebut dan akan terus melanjutkan berbagai perbaikan, terutama melalui peningkatan ketertarikan investor muda ke instrumen saham syariah.
"Namun isunya memang masih banyak pihak yang belum terlalu mengerti dengan instrumen ini, baik dari pemangku kebijakan maupun industri," kata Ventje.
Oleh karena itu, kolaborasi KNEKS dengan berbagai pihak seperti Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Bursa Efek Indonesia (BEI) akan terus ditingkatkan dalam mengakselerasi pasar modal syariah dan memberikan edukasi ke berbagai pihak.
Hal tersebut, kata Ventje, diperlukan untuk mempersiapkan pasar modal syariah Indonesia dalam menghadapi pembalikan arah atau rebound ekonomi di masa pandemi COVID-19.