Samarinda (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur (DKP Kaltim) sedang melakukan akuisisi ribuan arsip COVID-19 karena dianggap memiliki nilai guna, mengandung nilai sejarah bidang kesehatan, dan dampak lainnya.
"Seluruh informasi COVID-19 yang terjadi di Kaltim empat tahun lalu dapat menjadi referensi untuk antisipasi penanganan wabah penyakit berdasarkan arsip data yang terhimpun, sekaligus di masa datang akan menjadi sejarah,” kata Risnawati, Arsiparis DPK Kaltim di Samarinda, Selasa.
Ia menyatakan akuisisi ini merupakan hal penting karena di masa depan pandemi tersebut akan menjadi sejarah yang bisa diceritakan kepada generasi yang saat ini masih usia dini maupun generasi yang akan lahir, sehingga mereka akan mengetahui bahwa di masa lalu ternyata ada pandemi luar biasa.
Selain itu, data-data pengobatan, vaksinasi, alat pelindung diri (APD), bentuk peti mati korban COVID-19, dan pola penanganan penyakit yang cepat menular tersebut, ke depan bisa menjadi rujukan atau antisipasi dalam penanganan jika pandemi serupa, walaupun ini tidak dikehendaki.
Saat ini saja, di Kota Samarinda sudah terhimpun 1.450 arsip tentang COVID-19 dari 76 organisasi perangkat daerah (OPD) sebagai pencipta arsip, belum termasuk dari sembilan kabupaten/kota lainnya.
Bahkan untuk di tingkat Provinsi Kaltim pun baru satu OPD yang sedang dilakukan penelusuran arsip COVID-19 untuk rencana akuisisi, yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD), sedangkan dinas lain di Kaltim baru tahap koordinasi.
“Dalam penelusuran arsip COVID-19 untuk rencana akuisisi ini, untuk OPD di Kaltim kami mulai dari OPD yang paling banyak menangani, sehingga pilihan utama kami adalah BPBD Kaltim yang saat ini sudah terhimpun sekitar 800 arsip yang masih dalam tahap pendampingan penyusunan,” katanya.
Ratnawati yang juga Koordinator Arsiparis DPK Provinsi Kaltim itu melanjutkan, sambil melakukan pendampingan penyusunan arsip di BPBD Kaltim, OPD lain yang sedang dalam proses penelusuran arsip adalah Dinas Kesehatan, rumah sakit, dan lainnya.
"Kami juga melakukan penelusuran arsip di Dinas Pendidikan Kaltim, yakni terkait dengan guru dan siswa dalam melakukan proses belajar mengajar selama Pandemi COVID-19, karena hal ini juga bisa menjadi sejarah sekaligus referensi di masa datang," ujarnya.