Samarinda (ANTARA) - Satu korban yang dinyatakan hilang dalam peristiwa longsor tepian Sungai Mahakam Jl Ampera, Simpang Pasir, Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Selasa.
"Korban ditemukan pukul 09.13 Wita dalam keadaan sudah meninggal dunia,” kata Kasi Operasinal Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kelas A Balikpapan, Octavianto dalam keterangan resmi, Selasa.
Korban tersebut yakni Aan Riayadi merupakan Warga Palaran, Samarinda berusia 22 tahun dan pada saat kejadian korban tengah memancing di kawasan tepian Sungai Mahakam di sekitar tiang penyangga Jembatan Mahkota II yang mengalami longsor dan menyeretnya ke arus Sungai Mahakam.
Aan tercebur saat memancing bersama temannya, Galih Sanid Saputra (22).
Namun saat kejadian berlangsung, Galih berhasil menyelamatkan diri dengan berpegangan pada tali, sementara korban langsung terseret arus Sungai Mahakam, yang siang itu baru saja dilanda hujan.
Aan ditemukan tidak jauh dari lokasi dia terseret arus Sungai, lanjut Octavianto, korban dievakuasi menggunakan ambulans ke RS AW Sjahranie untuk divisum.
"Setelah menjalani visum, proses selanjutnya korban diserahkan ke pihak keluarga untuk dikebumikan," imbuhnya.
Peristiwa longsor tepian Sungai Mahakam, tepatnya di sekitar tiang penyangga Jembatan Mahkota II di sisi simpang Pasir, Palaran, Samarinda pada Minggu 25 April 2021 tidak hanya menyebabkan satu korban meninggal dunia.
Kejadian tersebut juga mengakibatkan kerusakan pada konstruksi Jembatan. Berdasarkan analisa tim teknis Pemerintah Kota Samarinda tiang penyangga Jembatan mengalami pergeseran 7 milimeter ke arah kanan, Selain itu juga terjadi penurunan pondasi sedalam 33 milimeter.
Kondisi tersebut, memaksa Wali Kota Samarinda Andi Harun membuat keputusan menutup sementara operasional Jembatan yang menjadi penghubung dua Kecamatan di Wilayah Samarinda yakni Kecamatan Sambutan menuju Kecamatan Palaran.