Ujoh Bilang (ANTARA) - Masyarakat Kabupatan Mahakam Ulu (Mahulu) diminta mengelola dan memanfaatkan potensi alam baik yang ada dalam hutan maupun di sekitar hutan, namun diingatkan agar tidak lupa untuk tetap memperhatikan lingkungan sekitar, yakni tidak merusak ekosistem dan siklus alam yang saling menunjang.
Sekkab Mahulu Yohanes Avun di Ujoh Bilang, Senin. Sekitar 85 persen alam Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) adalah kawasan hutan hujan tropis, sehingga bentangan luas hutan yang memiliki berbagai kekayaan alam tersebut diminta dimanfaatkan secara bijak untuk kesejahteraan masyarakat.
“Masih luasnya hutan ini tentu memiliki berbagai sumber daya alam, tinggal bagaimana cara masyarakat bersama pemerintah memanfaatkan potensi sumber daya yang ada dalam hutan dengan baik," ujarnya.
Sebelumnya, dalam seminar laporan akhir kajian potensi sumber daya yang berkaitan dengan Mahulu di ruang rapat Kantor Bappelitbangda setempat, ia mengingatkan bahwa sifat hutan memiliki layanan ekosistem alami, sehingga proses alami ini jangan sampai diganggu dengan cara eksploitasi tidak ramah lingkungan.
Masyarakat Mahulu, lanjutnya, rata-rata lebih cenderung pada sistem pertanian padi ladang, budaya ini tidak bisa serta merta hilang dengan pergeseran padi sawah, sehingga diperlukan teknologi bagaimana supaya ladang yang berpindah-pindah ini tidak ke luar dari pusat hutan.
Dalam hal ini, lanjut dia lagi, perlu ada siklus dan kalender dalam bercocok tanam, seperti membuat ladang sembari menanam pohon sengon, kakao, atau tanaman keras lainnya.
"Misalnya membuat ladang satu tahun seluas 2 hektare (ha), tanam pohon sengon 2 ha, sehingga dalam tujuh tahun mendapat 14 ha, jadi tahun ke- 7 kita bisa kembali menebang pohon sengon tadi untuk menanam padi dan sekaligus dapat manfaat dari kayu sengonnya untuk dijual," ucap Avun.
Dalam memanfaatkan lahan yang ada, katanya, masyarakat harus jeli melihat potensi tanaman pangan yang diminati publik dan potensial untuk dikembangkan, seperti padi mayas, padi agung yang dikembangkan masyarakat tani di wilayah Kecamatan Long Hubung dan Datah Bilang, sehingga produksinya langsung terjual setelah ada kelebihan untuk konsumsi rumah tangga.
"Mahulu ini alamnya potensial dan tidak dimiliki daerah lain sehingga banyak tanaman yang bisa dikembangkan. Seperti kakao yang kualitasnya premium, berarti ke depan perlu pengolahan agar tidak hanya dijual bijinya, tapi bisa diolah dalam bentuk bubuk," kata Avun.