Samarinda (ANTARA) - Kota Bontang menjadi daerah paling banyak menarik investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan I-2019, yakni dari total PMA yang sebesar 138,52 juta dolar AS atau Rp2,08 triliun, Bontang berkontribusi Rp1,19 triliun atau 57,26 persen.
"Investasi PMA menyebar di 10 kabupaten/kota di Kaltim meski nilainya bervariasi yang didominasi investasi PMA untuk Kota Bontang," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalimatan Timur (Kaltim) Abdullah Sani di Samarinda, Kamis.
Kota Bontang memberikan kontribusi paling siginifikan dengan nilai 79,32 juta dolar AS, setara dengan Rp1,19 triliun atau mencapai 57,26 persen dari total realisasi PMA yang masuk ke Kaltim di triwulan pertama 2019, dengan kegiatannya sebanyak 11 proyek PMA.
Sementara itu, Kabupaten Kutai Timur menjadi kontributor terbanyak kedua yang tercatat 23,70 juta dolar, setara dengan Rp355,47 miliar atau realisasinya sebesar 17,11 persen.
Sedangkan untuk Kabupaten Kutai Barat menjadi kontributor ketiga dengan nilai 10,69 juta dolar, setara dengan Rp160,33 miliar atau mampu menyumbang sebesar 7,72 persen.
“Persentase kontribusi kabupaten/kota lainnya berkisar antara 5,25 persen hingga 0,10 persen. Sedangkan dari sisi tenaga kerja, penyerapan paling besar terjadi di Kabupaten Berau yang sebanyak 707 orang tenaga kerja Indonesia (TKI), dan sebanyak 14 tenaga kerja asing (TKA), disusul Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 684 TKI.
Dari sisi lapangan usaha, lanjutnya, maka realisasi PMA berdasarkan sektor usahanya adalah dari subsektor litrik, gas, dan air mendapat tambahan investasi terbesar yang mencapai 79,31 juta dolar AS, setara dengan Rp1,19 triliun atau sebesar 57,25 persen dari keseluruhan realisasi PMA.
Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar bagi investasi di provinsi ini adalah lapangan usaha pertambangan, yakni sebesar 24,35 juta dolar AS, setara dengan Rp365,22 miliar atau sebesar 17,58 persen.
Kemudian subsektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 20,24 juta, setara dengan Rp303,68 miliar atau 16,63 persen. Secara keseluruhan terdapat 11 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMA sampai triwulan I-2019.
Dari sisi penyerapan tenaga kerja, subsektor pertambangan mampu menyerap tenaga kerja paling banyak, mencapai 1.575 orang atau 68,84 persen dari jumlah tenaga kerja yang terserap melalui tambahan investasi PMA.
“Lapangan usaha lain yang juga menyerap banyak tenaga kerja adalah subsektor tanaman pangan dan perkebunan, yakni mampu menyerap tenaga kerja mencapai 20,37 persen atau sebanyak 466 TKI,” katanya.