Bontang (ANTARA Kaltim) - Wakil Wali Kota Bontang Isro Umarghani secara dadakan melakukan kunjungan ke kantor PLN setempat, Selasa, untuk meminta penjelasan secara detail terkait seringnya terjadi pemadaman aliran listrik.
Isro Umarghani tiba di kantor PLN sekitar pukul 11.00 Wita dan diterima Manager PLN Area Bontang La Ode Lawati beserta jajarannya.
Pada kesempatan itu, Isro langsung meluapkan kekecewaannya terhadap kinerja PLN selama seminggu terakhir, karena listrik sering byarpet.
"Saya terima banyak SMS dari masyarakat terkait pemadaman ini. Kami sangat kecewa, kami sedih. Padahal, Pemkot Bontang sudah mem-'back-up' PLN dan saya yakin tidak ada pemerintah daerah di kota lain yang melakukan itu, bisa dicek. Tapi, kenapa seperti ini," katanya.
Menurut Isro, sering terjadi pemadaman listrik seolah-olah Pemkot Bontang tidak mampu merealisasikan pemenuhan kebutuhan listrik untuk masyarakat. Padahal, persoalan listrik adalah salah satu program prioritas dan pemerintah sangat 'all out'.
"Persoalan listrik ini kami seriusi. Pemkot sudah membantu penyediaan kebutuhan listrik secara maksimal, kami bukan 'omdo' (omong doang, red), kami kerja," tegas Isro.
Isro pun mengeluarkan beberapa pertanyaan kepada manajemen PLN Bontang terkait penyebab terjadi byarpet.
Dalam pertemuan itu terungkap bahwa sejak 24 September terjadi perbaikan di sistem jaringan Mahakam, yakni perbaikan tower di kawasan Sanbera hingga ke Teluk Pandan.
Perbaikan dijadwalkan berlangsung hingga 4 Oktober, sehingga kondisi ini memaksa jaringan PLN Area Bontang harus terputus dengan jaringan sistem Mahakam pada pagi hingga sore hari.
"Artinya, sejak pagi hingga sore jaringan kita terisolir (tidak terhubung ke sistem Mahakam), tapi kok bisa byarpet? Seharusnya walaupun terisolir daya kita lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan," ujar wawali.
Manager PLN Bontang La Ode Lawati menjelaskan daya mampu dari PLN saat ini menurun drastis, karena beberapa unit pembangkit milik PLN sedang dalam perawatan.
Bahkan, ada unit yang tidak beroperasi karena dalam proses perbaikan, di antaranya MAK 4 yang memiliki daya 2 MW kini sedang rusak, kemudian pembangkit cummin yang mengalami penurunan produksi.
Biasanya pembangkit ini mampu menghasilkan daya 1,5 MW, tapi karena terjadi masalah tinggal menjadi 0,5 MW. Tidak hanya itu, dua mesin PLTMG yang biasanya menjadi andalan karena mampu menghasilkan daya masing-masing hingga 6 MW, kini kedua mesin itu hanya menghasilkan total daya sekitar 8,1 MW.
"Selain ada komponen yang rusak, ini juga disebabkan kondisi cuaca yang sangat panas," ujarnya.
Laode berjanji PLN akan berupaya agar perbaikan unit PLN segera beroperasi secara maksimal. "Kami akan berupaya melakukan perbaikan secepatnya," katanya.
Dia juga menegaskan jika tidak terjadi gangguan pada mesin, daya mampu PLN Area Bontang jauh melampaui beban listrik di Bontang. Jika semua unit beroperasi secara normal, daya yang dihasilkan bisa mencapai 28-29 MW, sementara beban di siang hari maksimal sekitar 22 MW dan beban puncak pada malam hari sekitar 24 MW.
Isro mengatakan daya listrik yang hilang karena tidak maksimalnya mesin PLN hingga 6,5 MW. Namun, saat ada masalah di sistem Mahakam, pembangkit dari PLN justru tidak maksimal.
Apalagi kondisi ini berbanding lurus dengan distribusi listrik yang dihasilkan melalui PLTMG di Belimbing yang dibangun Pemkot Bontang sekitar 4,4 MW.
"Sudah terlihat jelas di sini. Dan mohon maaf jika saya simpulkan bahwa kesalahan bukan di pemkot. Ini karena mesin PLN yang tidak maksimal, produksi listrik dari PLN menurun. Kami harap masyarakat tahu dan isu ini tidak digosok-gosok, karena maklum saja ini momen pilkada. Bukan karena saya ikut pilkada, tapi ini bentuk pertanggungjawaban kami," ujarnya.
Daya mampu dari PLN Area Bontang sejatinya tidak terlalu jauh dengan beban di siang hari. Dengan kondisi saat ini, PLN area Bontang memiliki daya mampu hingga 20,8 MW, sementara beban mencapai 20,7 MW.
Jarak antara daya mampu dan kebutuhan memang terlalu tipis, kondisi ini membuat rentan terjadi "blackout". Itu sebabnya, untuk menghindari itu PLN Area Bontang harus mengurangi beban sekira 600 KW dengan melakukan pemadaman.
"Sebenarnya solusinya itu di PLN, seandainya salah satu unit mesin berhasil diperbaiki atau unit dimaksimalkan hingga mencapai 1,5 MW saja itu sudah aman, tidak perlu pengurangan daya," katanya.
Terkait dengan pengurangan beban itu, Isro sempat menyinggung soal suplai PLN Area Bontang ke daerah Sangatta. Dari penjelasan PLN, suplai ke Sangatta mencapai 4,7 MW, jika tersambung dengan sistem Mahakam. Namun, pada saat terisolir dipangkas menjadi 2,6 MW.
Menerima penjelasan itu, Isro pun sempat mengusulkan sebaiknya pengurangan daya lebih dibebankan terhadap suplai ke daerah Sangatta.
"Ketika pengurangan kami minta yang dikorbankan adalah Sangatta, bukan Bontang. Selama ini kontribusi Sangatta apa?," tegas Isro.
Sebelum menutup rapat koordinasi itu, Isro berharap agar PLN bertindak cepat untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Kami harap ini bisa diatasi oleh PLN. Sebenarnya ada banyak cara, pertama segera memperbaiki mesin yang rusak, kemudian bisa memaksimalkan mesin yang produksinya rendah, atau mengurangi suplai ke Sangatta," harapnya. (Adv/Hms/*)
Wawali Bontang Datangi PLN terkait Seringnya "Byarpet"
Rabu, 30 September 2015 2:19 WIB