Balikpapan (ANTARA) - Pertamina mempercepat jam operasional enam Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Balikpapan, biasa buka pukul 07.00 WITA menjadi pukul 05.00 WITA.
“Jadi segera setelah salat Subuh, keenam SPBU di Kota Balikpapan langsung buka. Masyarakat sudah bisa beli BBM,” kata Manajer Humas Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun, Selasa.
Dia mengatakan kebijakan tersebut untuk meningkatkan kenyamanan konsumen serta mengurangi antrean di jam sibuk. Para pekerja harian atau yang harus mengantar anak sekolah dapat mengisi BBM lebih cepat sehingga tidak lagi takut terlambat.
Adapun SPBU yang kini buka lebih awal pukul 05.00 WITA di antaranya SPBU di jalan MT Haryono (6176103), Karang Anyar (6176101), Sepinggan (6176102), Grand City (6376101), Batakan (6476118), dan Kilo 4 (6476112).
Keenam SPBU tersebut dipilih berdasarkan tingkat kebutuhan dan aktivitas masyarakat di sekitarnya, dengan memastikan stok BBM tetap terjaga untuk memenuhi permintaan.
Langkah tersebut merupakan kelanjutan dari evaluasi kebutuhan masyarakat dan tingkat kepadatan kendaraan. Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga telah mengaktifkan layanan 24 jam di sejumlah SPBU untuk memastikan ketersediaan BBM bagi masyarakat menyusul keterlambatan penyaluran stok di Balikpapan pada pekan lalu.
“Layanan 24 jam sudah selesai, jam operasional kini kembali seperti semula. Namun, untuk tetap memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, kami membuka enam SPBU buka lebih awal, mulai pukul 05.00 WITA ,” kata Edi.
Jam buka lebih awal ini juga menjadi solusi bagi Balikpapan yang kekurangan jumlah SPBU. Dalam situasi normal, panjangnya antrean di SPBU bukan karena jumlah stok BBM kurang atau langka, tapi memang karena tempat jualannya tidak banyak.
Balikpapan saat ini memiliki 14 SPBU, jumlah yang dinilai belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat, terutama dengan bertambahnya kendaraan akibat kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sebagai pembanding adalah kota Samarinda yang memiliki 34 SPBU, sehingga masyarakat memiliki lebih banyak pilihan, dan dengan sendirinya pula antrean pembelian BBM di Kota Tepian relatif tidak sampai keluar ke jalan raya seperti terjadi di Kota Minyak.
“Idealnya,” menurut Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, kota kita ini membutuhkan minimal 20 SPBU agar distribusi BBM lebih lancar dan panjang antrean berkurang.”
Namun demikian, menambah jumlah SPBU juga tidak gampang ternyata. Pengusaha yang ingin buka SPBU harus berinvestasi berkali lipat lebih banyak untuk spesifikasi yang sama dibanding di kota lain karena harga lahan di Balikpapan yang juga lebih mahal.
