Balikpapan (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan menambah pasokan Pertamax dari Fuel Terminal Samarinda untuk mengatasi kelangkaan yang terjadi sejak 18 Mei di Kota Balikpapan.
Sejumlah SPBU di Balikpapan melaporkan bahwa pasokan Pertamax tidak tersedia sejak 18 Mei, menyebabkan antrean panjang dan masyarakat membeli BBM eceran di luar SPBU. Salah satu SPBU yang mengalami kekosongan yakni SPBU Gunung Guntur, biasanya mendapat 8 KL per hari, belum menerima suplai sejak 18 Mei hingga 19 Mei.
"Pertamina terus berupaya memastikan distribusi Pertamax berjalan lancar, termasuk dengan penyesuaian suplai dari terminal BBM terdekat," kata Humas Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Edi Mangundi Balikpapan, Senin.
Pertamina meminta masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan membeli berlebihan, karena pasokan dipastikan akan segera kembali stabil. Pemantauan langsung terus dilakukan guna menghindari gangguan serupa di masa mendatang.
"Pertamina optimis pasokan Pertamax segera kembali normal dengan langkah antisipasi yang telah dilakukan," katanya.
DPRD Balikpapan telah meminta klarifikasi dari Pertamina untuk memastikan distribusi kembali normal. Pemerintah Kota Balikpapan juga ikut menelusuri penyebab kelangkaan dan sedang berkoordinasi dengan pihak terkait.
Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo mengatakan bahwa pihaknya telah meminta data resmi dari Pertamina.
"Kami ingin memastikan informasi yang disampaikan akurat, agar tidak terjadi kesimpangsiuran," kata Bagus.
Selain itu, beberapa SPBU lainnya seperti SPBU MT Haryono dan SPBU Kebun Sayur juga mengalami kekosongan stok Pertamax. Pengemudi yang biasa mengisi di SPBU tersebut mengaku harus mencari BBM di lokasi lain, Beberapa pengguna memilih membeli BBM eceran dengan harga lebih tinggi.
Kelangkaan ini juga berdampak pada sektor transportasi dan logistik di Balikpapan. Beberapa sopir taksi online mengaku kesulitan mendapatkan Pertamax, yang menjadi BBM utama kendaraan mereka. Hal ini berimbas pada layanan transportasi, di mana beberapa pengemudi memilih mengurangi waktu operasional atau beralih menggunakan BBM jenis lain.