Samarinda (ANTARA) - Pelayanan gratis biaya masuk dan parkir yang merupakan Program Tunjangan Hari Raya dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) terbukti ampuh mendongkrak jumlah pengunjung Museum Negeri Mulawarman di Kutai Kartanegara selama libur Lebaran tahun ini hingga mencapai 2.000 orang per hari.
"Perkembangan kunjungan selama libur Lebaran ini mengalami peningkatan yang luar biasa," ujar Kepala Tata Usaha UPTD Museum Negeri Mulawarman Sugiyono Ideal kepada ANTARA di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Minggu.
Ia menjelaskan pada libur Lebaran tahun sebelumnya dengan tiket berbayar, rata-rata kunjungan harian berkisar antara 800 hingga 1.000 pengunjung per hari dalam sepekan.
Namun dengan adanya layanan gratis, kata dia, rata-rata kunjungan harian melonjak menjadi 1.000 hingga 1.500 pengunjung. "Bahkan pada hari keempat libur Lebaran, jumlah pengunjung hampir mencapai 2.000 orang," imbuhnya.
Sugiyono memperkirakan peningkatan kunjungan kali ini mencapai lebih dari 50 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Ia menegaskan bahwa dampak positif dari layanan gratis ini sudah terlihat jelas dengan semakin ramainya masyarakat yang mengunjungi museum.
Lebih lanjut Sugiyono menyampaikan UPTD Museum Negeri Mulawarman terus berupaya mengembangkan museum melalui kerja sama dengan berbagai pihak terkait, antara lain dengan Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah XIV, Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Permuseuman.
"Program unggulan kami di tahun 2025 ini adalah mensukseskan program Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim dalam memberikan THR kepada masyarakat berupa pembebasan parkir dan biaya masuk museum selama tiga bulan," kata Sugiyono memaparkan program yang berlaku sejak 31 Maret 2025 hingga 30 Juni 2025.
Museum Mulawarman memiliki sekitar 5.000 koleksi yang beragam, meliputi arkeologi, etnografi, sejarah, seni, geologi, dan biologika. Beberapa koleksi favorit pengunjung antara lain singgasana, patung Lembuswana, alat pangkon, kelambu kuning, keramik zaman Dinasti Cina Kuno, dan senjata tradisional Suku Dayak.
Untuk menjangkau lebih banyak pengunjung, pihaknya telah meluncurkan aplikasi seluler dan situs web yang menyediakan informasi lengkap tentang koleksi dan agenda yang sedang berlangsung.