Balikpapan (ANTARA) - Sebanyak 101 personel dan insan pertambangan dari berbagai daerah di Indonesia belajar bagaimana cara membuat perencanaan hingga pelaksanaan pembentukan dan pengembangan tim tanggap darurat di perusahaan pertambangan di Garuda Rescue Nusantara (GRN), Kawasan Industri Kariangau (KIK) Km 13, Kamis-Jumat 20-21 Februari 2025.
"Sebab keberadaan tim tanggap darurat di perusahaan pertambangan itu wajib," tegas Ketua Asosiasi Profesi Keselamatan Pertambangan Indonesia (APKPI) Joko Tri Raharjo di Balikpapan, Kamis (20/2).
Hal itu wajib ada, sebab bila terjadi bencana atau keadaan darurat, prioritas utama adalah menyelamatkan nyawa manusia, kemudian perlindungan lingkungan, dan baru kemudian aset perusahaan.
Kewajiban itu juga ditegaskan oleh Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik. Peraturan ini mencakup berbagai aspek keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk pembentukan tim tanggap darurat.
Menurutnya kewajiban itu juga untuk memaksimalkan upaya penyelamatan dan meminimalkan risiko kerugian, baik tadi aset perusahaan, lingkungan, apalagi nyawa, maka perusahaan pertambangan wajib punya unit atau tim tanggap darurat yang efektif dan efisien.
Instruktur ahli dari APKPI Fredy Tandilolo mengatakan bila tim tersebut memiliki orang yang tepat, peralatan yang tepat, dan prosedur yang juga tepat. Pelatihan di GRN tersebut adalah upaya untuk mendapatkan efektivitas dan efisiensi tersebut.
Dalam pelatihan di GRN tersebut, para peserta belajar membuat perencanaan untuk tim tersebut, dengan dimulai dari mengenali bisnis perusahaan, alur produksi, dan dari itu bisa mengenali risiko-risiko yang dihadapi.
Seperti risiko berbagai kecelakaan dalam angkutan batubara macam truk terbalik, mobil double-cabin masuk jurang, orang tersesat-hilang saat eksplorasi di hutan dan gunung, tenggelam di sungai, jatuh, bahaya kebakaran di dalam bangunan gedung, ledakan, kebocoran gas beracun.

Dari kemungkinan kecelakaan, misalnya, bisa ditentukan bahwa diperlukan orang yang ahli pertolongan pertama dan berbagai peralatan serta perlengkapannya, untuk menolong mobil masuk jurang perlu winch (derek), dongkrak, dan lain-lain. Untuk mendatangi lokasi kecelakaan dan membawa semua peralatan yang diperlukan, harus ada mobil khusus.
Fredy menegaskan, karena itulah semuanya perlu perencanaan yang rinci dan tepat. Bagaimana pun semuanya diadakan dengan anggaran. Jangan sampai misalnya beli unit truk pemadam kebakaran tapi akhirnya tidak bisa dipakai sebab infrastruktur pendukungnya belum ada. Atau unit pasangannya justru tidak ikut diadakan. Atau bahkan tidak ada yang bisa mengoperasikannya karena personelnya belum siap.
Dikemukakannya membeli APD (alat pelindung diri) seperti baju anti api untuk unit pemadam kebakaran yang sangat tebal sementara dipakai di perusahaan tambang yang lokasinya justru di dekat khatulistiwa.
"Kami juga berharap makin banyak yang paham hal dunia keselamatan," kata Fredy.
GRN yang menjadi tuan rumah kegiatan adalah fasilitas yang dikelola PT Putra Perkasa Abadi (PPA), perusahaan yang unit tanggap daruratnya adalah juara nasional lomba pertolongan dan penyelamatan nasional yang digelar Oktober 2024.