Ruslan, mantan Penjabat (Pj) Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) saat kabupaten ini pertama dimekarkan, mendampingi pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Mahulu nomor urut 3, yakni Mayang Shari Belawan dan Stanislaus Liah (Mayang-Stanis) atau MANIS, saat kampanye di Kampung Matalibaq.
Paslon MANIS bersama tim menunjukkan kekuatannya di panggung politik dengan kampanye yang sukses di Balai Pertemuan Umum Kampung Matalibaq, Kecamatan Long Hubung pada Jumat, 4 Oktober 2024.
MANIS didukung oleh koalisi partai politik besar seperti PAN, Demokrat, PKB, Nasdem, dan Hanura, dengan mengusung semangat “Menjaga Kesinambungan, Menuntaskan Pembangunan” untuk membawa keberlanjutan positif di Mahulu.
Dalam kampanye tersebut MANIS ditemani Ruslan yang sekaligus memberikan sambutan kepada warga Kampung Matalibaq.
Ruslan menyampaikan bahwa ia hadir bersama putra-putri terbaik dari Mahakam Ulu untuk berjuang demi kemajuan daerah.
“Saya ingat pertama kali merintis kabupaten ini, saya tahu betul bagaimana sulitnya membangun Mahakam Ulu dari nol. Sekarang, setelah sepuluh tahun, kita bisa melihat betapa pesatnya perkembangan yang sudah terjadi. Saya berharap pembangunan ini terus berlanjut,” ujar Ruslan, disambut dengan tepuk tangan meriah dari warga.
Salah satu fokus utama dalam kampanye MANIS adalah peningkatan konektivitas antar-wilayah melalui pembangunan jembatan penghubung antar-kampung.
Bagi Mayang, jembatan tersebut bukan hanya soal memudahkan transportasi, tetapi juga tentang membuka peluang ekonomi yang lebih besar.
“Dengan adanya jembatan yang menghubungkan antar-kampung, akses masyarakat akan lebih mudah dan cepat. Ini akan mendukung aktivitas ekonomi, distribusi barang, dan memperkuat hubungan sosial antar warga,” jelas Mayang.
Dalam kesempatan tersebut, Mayang juga menekankan pentingnya meningkatkan alokasi dana kampung. Ia berkomitmen untuk menaikkan dana kampung dari Rp3-6 miliar menjadi Rp4-8 miliar per kampung.
Menurut Mayang, peningkatan anggaran ini sangat diperlukan agar pembangunan di tingkat desa dapat berlangsung lebih cepat dan merata.
"Dana ini tidak hanya akan digunakan untuk proyek-proyek besar, tetapi juga untuk kebutuhan dasar kampung seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan,” tambahnya.
Selain itu, MANIS juga memperkenalkan program ketahanan keluarga yang akan didukung dengan dana per dasa wisma sebesar Rp5-10 juta.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui kegiatan ekonomi produktif yang dikelola oleh kelompok dasa wisma di kampung-kampung.
"Kami yakin, jika keluarga kuat dan sejahtera, maka masyarakat secara keseluruhan akan ikut sejahtera, maka program kami juga tidak melupakan pemberdayaan keluarga melalui dasa wisma,” ujar Mayang.
Mayang juga menyinggung peran penting pembangunan listrik, air bersih dan jaringan di kampung Matalibaq, karena pada kenyataannya Matalibaq termasuk kampung yang masih kekurangan pada 3 faktor tersebut, oleh karena itu, Mayang menegaskan akan menunjukkan komitmennya dalam menuntaskan 3 hal ini.
Mayang yang dikenal sebagai tokoh muda cerdas dengan latar belakang pendidikan yang kuat, menjadi sosok harapan bagi masyarakat Mahakam Ulu.
Ia saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Universitas Indonesia, dan bertekad untuk membawa ilmu yang ia dapatkan untuk membangun kampung halamannya.
“Saya ingin memastikan bahwa Mahakam Ulu tidak tertinggal dari daerah lain. Dengan ilmu yang saya peroleh, saya siap untuk memajukan kabupaten ini,” tegas Mayang.
Selain itu, Melihat angka tiga sebagai angka keberuntungan bagi Mayang. Ia adalah anak ketiga dari bupati terpilih, lahir pada tanggal 3 Oktober. Warga berharap bahwa keberuntungan ini akan membawa Mayang pada kemenangan dalam Pilkada mendatang.
Stanislaus Liah, yang memiliki pengalaman luas dalam birokrasi pemerintahan, menambahkan bahwa dana per RT akan ditingkatkan menjadi Rp200-300 juta per RT. Program ini bertujuan untuk mendorong keterlibatan masyarakat dalam pembangunan.
"Kami ingin setiap RT bisa mengelola dana ini secara mandiri untuk kepentingan warganya. Ini adalah bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam menentukan arah pembangunan di kampung mereka,” kata Stanis.