Perpustakaan Kaltim memberikan rekomendasi koleksi literatur yang bisa mengangkat semangat nasionalisme dalam momentum memperingati 79 tahun berdirinya Indonesia sebagai negara merdeka.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim Muhammad Syafranuddin di Samarinda, Rabu, menyampaikan bahwa koleksi ini dapat memperkaya wawasan masyarakat tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Disampaikan Kepala DPK Kaltim yang akrab disapa Ivan, sejumlah koleksi buku yang direkomendasikan antara lain "Nusantara: Sejarah Indonesia", "Masih (Kah) Indonesia", hingga "Mengenal Diri Sebagai Orang Indonesia".
Buku "Nusantara: Sejarah Indonesia" karya Bernard H.M. Vlekke menjadi salah satu rekomendasi utama. Buku ini menyajikan sejarah Indonesia dari masa pra-kolonial hingga tahun 1941 dengan perspektif yang komprehensif.
Disebutkan Ivan, penulis Vlekke menyoroti bahwa runtuhnya kejayaan Majapahit bukan disebabkan oleh kerajaan Islam, melainkan faktor internal lainnya. Buku ini juga menjelaskan mengapa masyarakat Jawa berbondong-bondong memeluk Islam namun tetap bersahabat dengan tradisi lokal.
Buku berikutnya "Masih (Kah) Indonesia" yang disusun oleh Budi Susanto dan kawan-kawan juga masuk dalam daftar rekomendasi. Buku ini mengulas tentang orang-orang yang memiliki cita-cita nasionalisme dan kemerdekaan.
Sejarawan Rudolf Mrazek dalam bukunya "Engineers of Happy Land" mengutip pengalaman sastrawan Pramoedya Ananta Toer saat berada di kamp tapol Pulau Buru, bahwa hanya orang tuli yang dapat mendengar dengan baik.
Penelitian lapangan yang dilakukan oleh para penulis muda dalam buku ini menunjukkan bahwa nasionalisme dan kemerdekaan Indonesia memiliki makna berlapis yang didengar dari warga biasa.
Penelitian lapangan yang dilakukan oleh para penulis muda dalam buku ini menunjukkan bahwa nasionalisme dan kemerdekaan Indonesia memiliki makna berlapis yang didengar dari warga biasa.
Koleksi literatur penyemangat nasionalisme selanjutnya ialah "Mengenal Diri Sebagai Orang Indonesia" karya Paul de Blot juga menjadi rekomendasi penting. Buku ini menawarkan metode psikologi Analisis Transaksional yang bertitik pangkal dari kebudayaan Indonesia.
Metode tersebut dianggap paling tepat untuk bangsa Indonesia karena berakar dari budaya setempat dan corak pergaulan lokal. Dengan gaya yang menarik, mudah, praktis, dan efisien, buku itu membantu pembaca lebih mengenal diri sendiri sebagai orang Indonesia.
Lebih lanjut, Ivan menekankan pentingnya literatur dalam membangun dan memperkuat rasa nasionalisme.
"Dengan membaca buku-buku ini, kita dapat memahami lebih dalam tentang sejarah dan identitas bangsa kita. Ini adalah langkah penting dalam menjaga semangat nasionalisme tetap hidup," ujarnya.
Perpustakaan Kaltim berharap koleksi buku ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih mencintai dan menghargai sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
"Kami ingin masyarakat, khususnya generasi muda, memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sejarah dan perjuangan bangsa. Dengan demikian, mereka dapat lebih menghargai kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan kita," tambah Ivan.
Selain itu, Perpustakaan Kaltim juga mengadakan berbagai kegiatan literasi untuk memperingati Hari Kemerdekaan.
Dengan adanya rekomendasi koleksi buku ini, dia berharap masyarakat dapat lebih mengenal dan memahami perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.
"Literatur adalah jendela dunia. Melalui buku, kita bisa belajar banyak hal, termasuk sejarah dan perjuangan bangsa kita. Mari kita manfaatkan koleksi ini untuk memperkaya wawasan dan memperkuat rasa cinta Tanah Air," jelas Ivan.