Samarinda (ANTARA) - Seorang guru di Samarinda, Kalimantan Timur, Fitra Elnurinda menyerahkan dua eksemplar buku cerita rakyat Kalimantan Timur kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim, dengan karya diterjemahkan dalam tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Korea Selatan.
"Seluruh terjemahan saya kerjakan sendiri dan akan didistribusikan juga ke UNESCO Korea Selatan dan Perpustakaan Sekolah Seongchon," terang Fitra di Samarinda, Minggu.
Berkas buku elektronik ini juga sudah bisa diakses di aplikasi iKaltim dan Google Books.
Fitra Elnurinda yang juga guru matematika di Sekolah Dasar Fastabiqul Khairat Samarinda menyerahkan buku karyanya kepada Pustakawan DPK Kaltim, Masitah beberapa waktu lalu. Kedua buku berjudul “Cerita Rakyat Kalimantan Timur dalam Tiga Bahasa” ini merupakan hasil kerja sama dengan PBB UNESCO Korea Selatan.
Proses pembuatan buku ilustrasi anak ini memakan waktu satu bulan dan menghasilkan dua edisi. Edisi pertama menceritakan kisah Aji Batara Dewa Agung dan edisi kedua mengisahkan Legenda Batu Balui.
"Satu edisi satu cerita. Harapannya, buku ini dapat memperkenalkan cerita rakyat Kalimantan Timur ke dunia internasional," ucap Fitra.
Pembaca juga bisa meningkatkan kemampuan bahasa asing sambil mengenal budaya lokal.
Pustakawan DPK Kaltim Masitah mengapresiasi karya Fitra. Pihaknya memuji guru-guru di Samarinda yang menghasilkan karya inspiratif seperti ini.
"Buku ini menambah koleksi DPK Kaltim dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas," tuturnya.
Baru-baru ini, DPK Kaltim juga menerima 130 eksemplar buku dari 65 judul karya guru dan siswa Yayasan Fastabiqul Khairat Samarinda.
Kepala Bidang Deposit, Pelestarian, dan Pengembangan Koleksi Bahan Perpustakaan DPK Kaltim Endang Effendi menyambut baik sumbangan buku tersebut.
"Ini menarik, karena buku-buku ini adalah hasil karya guru dan siswa, yang menandakan gerakan literasi di sekolah tersebut sangat aktif. Bahkan, mereka memiliki penerbitan sendiri," ujar Endang.
Ia berharap buku-buku ini dapat memperkuat literasi di Kaltim. Sebagian besar buku koleksi Perpustakaan Kaltim telah didigitalisasi dan dapat diakses melalui Buncu Baca Etam maupun aplikasi iKaltim.
"Ini merupakan salah satu program DPK Kaltim untuk meningkatkan minat baca masyarakat melalui akses digital," katanya.
Kepala Pengelola Perpustakaan Yayasan Fastabiqul Khairat Samarinda Rahmawati menjelaskan bahwa sumbangan buku tersebut merupakan bagian dari upaya yayasan untuk memfasilitasi guru dan siswa dalam menghasilkan karya.
Yayasan Fastabiqul Khairat memiliki penerbitan yang memudahkan guru untuk menerbitkan buku dengan biaya terjangkau.
"Di yayasan kami, penerbitan buku lebih murah dan terjangkau," ujarnya.
Rahmawati menyebutkan bahwa kegiatan menulis di Yayasan Fastabiqul Khairat sudah dimulai sejak tahun 2019. Saat ini, ada 65 judul buku yang telah memiliki ISBN dan empat buku sedang dalam proses pengajuan ISBN.