Samarinda (ANTARA) - Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) menggandeng banyak pihak untuk memperkuat ekosistem ekonomi digital yang inklusif, efisien, dan berkelanjutan, sebagai bagian dari kontribusi nyata terhadap transaksi non-tunai melalui digitalisasi.
Berbagai pihak yang digandeng tersebut seperti pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota, perbankan, swasta, pebisnis, dunia pendidikan, komunitas, dan masyarakat luas.
"Diantara sinergi yang kami lakukan seperti pada gelaran Festival Ekonomi Digital yang digelar tiga hari ini, yakni pada 29-31 Agustus ini," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Provinsi Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Sabtu.
Dalam giat dengan nama "Kaltim Digifest 2025" bertema 'Akselerasi Transformasi Digital Kalimantan Timur Menuju Generasi Emas' ini, ia menyebut bahwa transaksi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Kaltim di triwulan II - 2025 tumbuh 173 persen dengan nilai mencapai Rp5,92 triliun.
Bahkan jumlah pengguna QRIS di daerah ini sudah mencapai 213.000 orang, dari total sekira 4 juta jiwa penduduk Kaltim. Hal ini menggambarkan bahwa telah ada 20 persen masyarakat Kaltim yang memanfaatkan transaksi non-tunai melalui QRIS.
Transformasi sistem pembayaran tunai menjadi digital ini, lanjut ia, tidak hanya memberikan kemudahan bagi masyarakat, tetapi juga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi bagi pelaku UMKM, karena sistem transaksi menjadi efektif dan efisien.
"Melalui pembayaran digital, maka setiap transaksi tercatat secara otomatis. Pencatatan pembayaran yang terstruktur ini, maka ke depan lebih memudahkan pelaku UMKM dalam mencari biaya tambahan untuk penambahan modal usaha ke perbankan," katanya.
Budi juga menjelaskan ekonomi digital secara nasional, yakni digitalisasi di Indonesia terus tumbuh pesat, didukung penetrasi internet yang diperkuat dengan implementasi Blueprint Sistem Pembayaran 2025–2030 melalui kanal QRIS, BI-FAST, SNAP, dan e-commerce.
"Transaksi pembayaran digital nasional pada Juli 2025 menembus Rp4,44 miliar atau tumbuh 45,3 persen (yoy). Transaksi dengan QRIS tumbuh 162,77 persen (yoy), menjangkau 57 juta pengguna dan 39,3 juta merchant," ujar Budi.
