Samarinda (ANTARA) -
Pemerintah Kota Samarinda menindaklanjuti aksi protes orang tua siswa terkait jual beli buku sekolah dengan membentuk tim investigasi mengantisipasi praktik komersialisasi di lingkungan pendidikan.
"Tim investigasi ini menyelidiki kebenaran informasi yang diadukan oleh para orang tua murid mengenai praktik jual beli buka dengan harga yang tak wajar," kata Asisten I Pemkot Samarinda Ridwan Tassa di Samarinda, Kamis.
Polemik terkait dugaan praktik jual beli buku di beberapa sekolah di Samarinda terus bergulir. Aksi protes yang dilakukan oleh puluhan orang tua murid beberapa hari terakhir ini akhirnya mendapat respon serius dari Pemkot Samarinda.
"Tim investigasi pendidikan akan langsung turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan di seluruh sekolah," tegasnya.
Lebih lanjut, Ridwan menjelaskan bahwa informasi yang disampaikan oleh para orang tua murid akan menjadi acuan utama bagi tim investigasi.
"Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan bebas dari praktik-praktik yang merugikan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda Asli Nuryadin menegaskan bahwa pihaknya tetap menindak tegas sekolah-sekolah yang terbukti melakukan praktik jual beli buku. "Kami akan mengambil tindakan tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku jika itu memang terbukti," tandasnya.
Koordinator aksi demonstrasi mewakili orang tua siswa Nina, mengungkapkan kekecewaannya terhadap praktik jual beli buku yang terjadi di beberapa sekolah. Menurutnya, banyak siswa yang menjadi korban dari praktik tersebut.
"Anak-anak kami diintimidasi dan dikucilkan hanya karena tidak membeli buku," keluhnya.
Nina juga menyoroti mahalnya harga buku yang harus dibeli oleh orang tua murid setiap tahunnya. Menurutnya, harga buku terus naik setiap tahun, sedangkan kualitasnya tidak selalu meningkat.
Melalui aksi protesnya, para orang tua murid menuntut agar Pemkot Samarinda segera mengambil tindakan tegas terhadap sekolah-sekolah yang melakukan praktik jual beli buku. Selain itu, mereka juga meminta agar harga buku dapat ditekan sehingga tidak memberatkan masyarakat.
Setelah melakukan aksi unjuk rasa, perwakilan orang tua murid akhirnya diundang untuk melakukan audiensi dengan pihak Pemkot Samarinda. Dalam audiensi tersebut, kedua belah pihak membahas solusi untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi.